Skip to main content

Kerja Keras :)

Saat ini, buatku keluarga nomor satu dan mereka ada dalam rancangan masa depanku. Jika ada yang mengatakan keluarga adalah hambatan bagiku, mereka salah. Keluarga adalah motivasi terbesarku.
Mungkin tidak banyak dari kalian yang mengetahui latar belakang keluarga saya. Mungkin juga bukan hal yg penting untuk diketahui oleh kalian. Tapi jika kalian terus membaca artikel ini, izinkan saya membagikan kisahku. Saya lahir di keluarga PNS. Bapa saya seorang PNS di Pertanahan dan Almh. Mama saya adalah seorang guru PNS.
Kami tinggal di rumah yang terus mengalami perombakan. Jika melihat foto lama, pada masa awal, rumah kami hanyalah sebuah ruangan berukuran 3x3, dindingnya dari anyaman bambu (gedhek), berlantaikan tanah.
Seiring dengan berjalannya waktu, rumah kami diperbaharui menjadi rumah berbatu bata merah dengan lantai semen. Beberapa tahun kemudian barulah di plester dengan tembok.
Tidak banyak barang yang kami miliki. Bahkan sofa merupakan barang mewah bagi kami. Tapi kami bahagia. Saluran TV kami hanya TVRI danTPI. Hanya orang kaya yang punya parabola yang dapat menangkap siaran TV swasta. Seringkali saya pulang hingga larut malam karena menonton televisi di rumah orang lain. Beberapa tahun kemudian, Bapa membeli parabola. Saya merasakan kemewahan untuk pertama kalinya.
Kebutuhan semakin banyak. Bapa dan Mama adalah orang yang mengajarkan padaku arti bekerja keras dan jujur. Untuk membantu keuangan keluarga, selain menjadi guru, Mama juga berjualan di sekolah. Kerupuk, keripik, kacang, jagung, Astor, apa saja dijual. Kisah ini yang paling saya ingat:
"Ma, kasih saya Astor kah. Satu saja."
"Itu jualan Vany. Kalau kau ambil satu trus Viny juga pasti minta. Trus kau minta-minta terus. Dapat untung dari mana sudah? Ini juga buat cari kamu punya uang jajan di sekolah. Kalau mau, beli."
Saya harus membeli dari Mama saya, karena itu jualan.
Saya bersyukur telah diajarkan bagaimana membedakan bisnis dan keluarga.
Mama dan Bapa kemudian membeli sebuah kulkas. Saya merasa semakin kaya. Hanya dengan memiliki kulkas, saya merasa status sosial kami naik. Hahaha... Saat itu, kami berjualan es. Mulai dari es batu, sampai berbagai es manis yang dijual di sekolah mama, di rumah kami sendiri, dan oleh orang yang dibayar. Jualan kami laku keras. Permintaan semakin banyak. Kami serumah setiap siang sampai sore sibuk meramu adonan es dan membungkusnya. Seluruh kulkas penuh dengan es. Itu adalah masa-masa paling menyenangkan. Saya sangat menikmati bekerja di rumah membantu mengikat es.
Oh ya, meski demikian, saya tetap tidak boleh ambil es tanpa izin untuk dimakan sendiri. Saya harus menunggu hasil sisa penjualan. Kalau mau ambil sebelum tutup hari, saya harus bayar. Uang jajan saya pada jaman SD hanya Rp. 200, SMP Rp. 500, SMA Rp. 2000. Banyak kisah. Tapi hari ini saya hanya ingin membagikan tentang semangat kerja keras.
Usaha orang tua saya melebar lagi. Bapa membeli sebuah mikrolet bekas, di Sumba sebutannya bemo. Benda itu masih ada sampai sekarang. Meski hanya dipakai untuk kepentingan pribadi. Usaha bemo ini lumayan banyak membantu kehidupan ekonomi kami pada awalnya. Saya belajar mengenal berbagai macam orang pun dari usaha ini. Banyak orang datang dan pergi. Rumah kami selalu ramai. Semua supir dan kenek bahkan teman-teman mereka yang ikut ke rumah makan semeja dengan kami dan memanggil orang tuaku dengan sebutan Bapa dan Mama. Kami punya pembantu di rumah, tetapi kami tidak diperbolehkan memerintah seenaknya dan bersikap tidak hormat. Saat itu sangat bahagia. Saya merindukan mereka semua.
Beberapa waktu kemudian, Bapa membeli sero di Pantai Mondu. Sero adalah alat penangkap ikan yang ditanam di tengah laut. Pada saat air surut, segala macam hewat laut akan terjaring dan diangkut ke daratan. Rumah saya penuh dengan seafood. Kepiting, udang, cumi, kerang, ikan, dll. Saat itu kami makmur. Kami berjualan hasil laut.
Kadang saya iri dengan teman dan saudara saya yang begitu gampang mendapatkan uang dari orangtua mereka pada waktu itu. Sedangkan saya, harus ada alasan kuat untuk mendapatkan uang dari orang tua. Tetapi sekarang saya bersyukur atas didikan mereka.
Poin lain tentang bekerja yang diajarkan orangtua saya adalah mengenai relasi dengan teman. Bekerja tidak hanya mengenai mencari uang tetapi juga berelasi. Saya dulu paling tidak suka menghadiri pesta ulang tahun teman atau acara apa pun itu. Saya lebih suka di rumah, main dengan teman-teman di sekitar rumah atau baca buku.
Saat itu saya Masih SMP. Mama saya sampai 'menyogok' saya dengan baju-baju baru demi saya pergi ke acara-acara pesta tersebut. Mulailah saya menghadiri pesta ultah teman dengan motivasi untuk mendapatkan baju baru. Tetapi sekarang saya bersyukur atas semua itu, karena saya jadi mengenal banyak teman dan meski sudah jarang bertemu tetapi masih memiliki relasi yang baik dengan mereka.
Kehidupan terus berjalan, roda berputar, manusia tidak selalu berada pada kemakmuran. 5 Januari 2006, Mama meninggal. Kepergiannya tidak hanya membuat rumah terasa berbeda tetapi secara perekonomian juga berubah. Bapa, melewati masa sulit. Saya rasa kami semua begitu. Tapi Tuhan tidak pernah meninggalkan kami. Ia selalu mencukupi kebutuhan kami. Saya dan Viny mendapatkan beasiswa. Saya 100% sampai lulus. Viny mendapat dua semester, dan saya selalu mendapatkan pekerjaan yang dapat membantu membayar uang kuliah adik saya. Kini saya juga sedang giat menabung untuk biaya kuliah adik saya yang bungsu, JC. Saya belum punya tabungan untuk diri saya sendiri, tetapi tidak masalah. Begitu saya berpindah pada pekerjaan berikutnya, saya akan mulai berinvestasi untuk tabungan masa depan saya. Life is beautiful. I am thank God for all the things i've been going through. Thanks God.

Comments

  1. jujur van... kalo membaca tulisan ini dan membandingkan vani yang saya kenal hari ini,
    saya salut Van,
    sori kalo berlebihan

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

TIPS dan suka duka LDR

gambar: google.com Hai! Saat ini saya sangat ingin berbagi suka duka LDRan sama pacar. Apakah pengalaman saya sama denganmu? Suka duka hubungan LDR itu macam-macam dah. Berikut hal hal yang saya alami secara pribadi : Akan ada satu masa dimana kangen itu sudah menumpuk, bahkan telepon, SMS, video call tidak mempan lagi. Saat bertemu, malam terakhir pasti enggan pulang karena bakal berpisah cukup lama. Rasanya, ingin waktu berhenti pada saat itu saja. Senang sekali mendengar kabar kedatangan bahkan baru rencana berkunjung kekasih.  Bertukar buku yang dititipkan pada orang yang pergi ke kota kekasih itu kind of cute for me. Setiap hari menanti telepon sang kekasih hati. Kalau chat lama dibalas atau tak kunjung telepon, rasanya uda gelisah banget. To know that he is healthy, eating right, and having a good day makes me happy. Masih banyak lagi sih yang lainnya, tapi belum teringat! Hahaha.... Buat saya, ada beberapa hal yang penting untuk menjaga

Berani Menembus Badai

Ini dia buku yang sudah selesai saya baca. Buku ini mengajarkan mengenai pengorbanan dan pengampunan Seru loh! Penulisannya juga bagus, sangat deskriptif. Saya jadi merasa masuk ke dalam buku dan mengikuti setiap kejadian di dalamnya secara nyata. menceritakan kisah seorang anak nakal yang dihukum oleh kenakalannya sendiri. Mengajarkan ia untuk berubah dan juga mengajarkan orang yang disakitinya untuk memaafkan. keren banget! Buku ini saya dapatkan secara GRATIS dari kotak barang buangan teman saya. dia memberikan saya buku ini karena menurutnya buku ini jelek. Tentu saja saya tidak mudah percaya anggapan orang tentang suatu buku. Saya mencoba membacanya sendiri, untuk mengetahui kebenarannya. Dan ternyata buku ini sangat bagus. Penulisannya sangat deskriptif. Tipe penulis yang mampu membawa pembacanya masuk ke dalam cerita dan mampu menyentuh hati pembacanya. Serius! penulis ini sangat hebat menurut saya. Jarang ditemukan seorang penulis yang mampu membuat suatu cerita tampak ny

JESUS the SUPERSTAR, Vannes Wu hanya figuran

photo by:Pamela Wijaya Begitu memasuki lokasi Bandara Juanda Lama, tempat diselenggarakannya KKR Army of God, hadirat Tuhan terasa begitu kuat. Mata ini seperti ingin menangis melihat begitu banyak orang datang dan akan menyaksikan kebesaran Tuhan yang ditunjukkan dengan terselenggarakannya acara tingkat Asia ini. Entah yang datang benar-benar untuk mencari Tuhan atau hanya ingin melihat aksi Vaness Wu selebriti anggota F4 yang dulu tenar dengan Dorama "Meteor Garden". Yang pasti, KKR ini bisa terselenggara semuanya berkat Tuhan yang begitu menyayangi umatnya di Surabaya. Bayangkan saja, tidak sedikit dana yang diperlukan untuk menggelar acara sebesar ini. Mengundang selebriti terkenal dan menyewa Bandara yang notabene merupakan milik pemerintah, bukanlah sesuatu yang mudah dilakukan. Dalam salah satu khotbahnya di Gereja Mawar Sharon Satelit City of Faith, Pastor Philip Mantofa sempat mengatakan bahwa waktu mereka melakukan publikasi acara tersebut akan diadakan di Bandara J