Skip to main content

Posts

Showing posts from October, 2013

Mengapa Pulang?

Kepulangan singkat ke tanah kelahiran membuat saya semakin mantap untuk kembali dan berkarya di sana. Mengapa? Pertama: Family matter.  Ada keadaan dalam keluarga yang membuat saya berat untuk meninggalkan mereka lebih lama lagi. Saya tidak ingin menyesal di kemudian hari karena tidak memanfaatkan waktu dengan baik bersama mereka. Uang bisa dicari di mana saja, tetapi keluarga tidak dapat kembali jika ajal terlah menjemput. So, sebelum dipisahkan oleh maut, lebih baik saya menghabiskan waktu bersama Bapa dan JC. Sebenarnya, saya baru saja kembali dari Sumba dalam rangka menghadiri pemakaman Mama Nae (Kakak dari Ayah). Beliau adalah orang terdekat setelah orang tua, Sejak kecil, hidup saya di rumahnya. Sampai sekarang saya bahkan masih belum percaya bahwa Mama Nae telah tiada. Kedua: Community Development. Melihat keadaan Sumba yang tidak berubah sejak saya kecil membuat saya merasa tergelitik. Kenyataan bahwa banyak anak muda bahkan beberapa golongan tua yang inovatif

DO I HAVE A PLAN??

YESS I HAVE!!! Jika kalian bertanya apakah saya punya perencanaan untuk hari depan atau tidak, ya! Saya adalah orang yang sangat mencintai perencanaan. Sejak jaman sekolahan, saya terbiasa membuat jadwal saya sendiri. Mengapa? Karena saya selalu memiliki banyak kegiatan. Sekolah, les, bermain, belajar di rumah, bermain, membaca, menggambar, bermain, desain, nonton. Banyak kan? Hari ini saya bertemu dengan Vice Dean dan Dean untuk menyampaikan surat pengunduran diri saya. HAH? NGAPAIN?? Ya, saya punya alasan tersendiri.  1) Saya ingin memperhatikan dan merawat ayah saya. 2) Saya ingin mengejar mimpi saya untuk berkontribusi di Sumba. Ketika hendak masuk ke ruangan Vice Dean saya, dia baru saja kembali dari Singapura. Kewajiban setiap karyawan adalah menanyakan pada bagian admin apakah beliau dapat ditemui atau tidak. Jika tidak, kita bisa mengatur jadwal ketemu. Membuat janji. Melihat saya, ia langsung tahu apa maksud kedatangan saya. Dengan nada bercanda ia b

Yang ga mau liburan siapa??

Manusia mana di dunia ini yang tidak mau liburan? Siapa yang tidak mau punya waktu tidur lebih lama atau jalan-jalan lebih lama? Siapaaaa??? Semua orang pasti mendambakan itu. Apalagi orang-orang yang hidup dan bekerja di kota yang sibuk seperti Jakarta. Tersebutlah hari ini dan besok adalah libur yang lumayaaan.. Soalnya libur dari Sabtu sampai Selasa. Masuknya hari Rabu. Semua ini berkat hari raya Idul Adha. Meski demikian, saya dan beberapa guru harus masuk sekolah pada hari Senin siang. Apa kepentingannya? Soalnya saya harus mengawas Cambrige Exam untuk Bahasa Indonesia sebagai bahasa asing. Beberapa hari sebelum libur, kepala sekolah kami yang terkenal killer menghampiri dan bertanya, "Is it okay you have to come to school at Monday?" "Sure, Sir. It's okay. But don't forget to buy me a cake" becanda boook... Becandaa... Kepala sekolahku hanya tertawa sambil nunjuk-nunjuk. Dia kaget kali ya ada karyawan yg lancang kayak saya. Kalian tahu saudara-s

Kaya atau Miskin? (Catatan Khotbah JPCC hari ini plus opini penulis)

Siapa yang ingin jadi kaya? Atau siapa yang setiap malam berdoa supaya miskin? Ada yang bilang ingin hidup cukup. Tapi seberapakah cukup itu? Cukup bagi kita belum tentu sama dengan cukup bagi orang lain. Kadang ada orang yang kita anggap kaya tapi ketika ditanya dia merasa belum kaya. Ada juga orang yang tidak punya apa-apa tapi berlagak kaya. Untuk orang jenis yang terakhir ini ternyata memang sudah ada sejak jaman dulu. 1 Tim 6:9-11. Ada yang lebih bak daripada memburu uang, yaitu diburu uang. Amsal 13:11 Punyalah kebiasaan mengumpulkan sedikit demi sedikit. Bagaimana bisa? Bisa jika anda mengenal kata cukup. Bisa membedakan antara keperluan dan keinginan. Saat ini, dengan adanya segala social media , semua apa yang dimiliki dan dilakukan orang lain terekspos dan kita jadi kepingin juga apa yang dimiliki orang lain padahal kita sebenarnya tidak butuh. Karena menginginkan apa yang dimiliki orang lain, kita biasanya berdoa meminta kepada Tuhan. Apabila keinginan kita terpenuh

Takut Tua

Bobo dari saya masih TK sampai sekarang sudah 25 tahun masih aja kecil. Begitu juga Nobita, Doraemon dan kawan-kawannya. Saya sudah seperempat abad, mereka masih SD. Belum lagi Peter pan. Mengapa tiba-tiba saya membicarakan mereka? Sebenarnya saya iri pada Bobo, Nobita dan Peterpan. Mereka selalu menjadi anak-anak, tidak pernah dewasa. Menjadi anak-anak itu enak, kita bisa bermain sepuasnya. Hal paling susah hanyalah belajar dan ulangan. Selain dari itu, dunia begitu enak dan indah untuk dihuni. Beranjak dewasa, kita tidak bisa merengek lagi seperti Nobita yang selalu merengek pada Doraemon untuk meminta sesuatu. Semuanya harus diusahakan sendiri. Kita juga harus memikirkan banyak hal menyangkut kehidupan kita, masa depan, dan membuat berbagai keputusan. Jujur saja, saya sempat merasa takut menjadi dewasa. Tetapi kita semua tentu tahu bahwa menjadi dewasa tidak seburuk pemikiran Vany kecil. Menjadi dewasa memiliki keasyikannya sendiri. Masa di mana kita lebih dipercaya, diharga

Keanehan dan Ke-lebay-an saat menonton pertandingan U-19 lawan Korsel

Sewaktu kecil dulu, saya sering dimarahi mama kalau tertawa terlalu berlebihan. Katanya, "Vany, jang terlalu ketawa lebih-lebih. Sebentar menangis!" Ya, katanya kalau kita tertawa berlebihan, maka sebentar lagi kita akan menangis. Semakin saya dewasa saya paham maksud sebenarnya, bahwa tawa dan tangis tidak dapat dipisahkan. Lalu apa hubungannya hal tersebut dengan postingan kali ini? Well, saya yakin tadinya ada hubungannya. Tapi karena saya punya penyakit amnesia kaget2an, maka tiba2 saya sudah lupa apa yang mau saya hubungkan dengan hal tersebut (hehehe... Serius gw lupa). Kali ini saya mau bercerita tentang orang-orang aneh yang muncul di dunia maya maupun nyata selama saya menonton pertandingan U-19 semalam. Dimulai dengan orang di dunia maya. Saya mmg bukan penggemar sepakbola, tetapi jika Indonesia berlaga, saya pasti mendukung, kalah atau pun menang. Bentuk dukungan saya berupa menonton pertandingan hingga selesai dan mendukung lewat dunia maya. Paling tidak sete

Menjadi manusia normal

Pada dasarnya manusia itu makhluk sosial. Jadi kalau ada orang yang bahagia dengan kesendiriannya, pasti ada kelainan dalam dirinya. Beras yang ditanak menjadi nasi adalah hasil kerja orang lain, petani. Ikan yang kita makan, hasil tangkapan nelayan. Baju yang kita pakai, hasil jahitan orang lain. Bahkan untuk hidup setiap hari kita juga butuh berbicara dengan orang lain. Kalau ada yang suka ngomong sendiri, perlu dites kejiwaannya. Hampir 11 bulan saya tinggal di Jakarta. Kota yang paling ramai se-Indonesia. Tapi tahukah kalian bahwa di kota yang ramai ini, saya justru mendapati diri saya menjadi orang yang kesepian. Sangat kesepian. Hiburan yang bisa saya dapatkan hanya menonton film dan membaca. Tapi lama kelamaan semua itu juga jadi membosankan. Saya adalah tipe orang yang tidak bisa hidup tanpa teman dan keluarga. Saya bisa hidup tanpa pacar tapi saya tidak bisa hidup tanpa teman dan keluarga. Bukan berarti saya tidak bisa merantau. Ini bukan kali pertama saya merantau

Financial Freedom (JPCC)_sebuah catatan khotbah

Greedy itu merupakan sikap hati bukan berapa banyak isi kantong kita. Kita bisa saja punya banyak uang tapi masih ingin hal yang lebih. Hal iini seringkali disebabkan karena kebiasaan membandingkan diri dengan orang lain. Menginginkan apa yang orang lain miliki. Hidup ini tidak tergantung akan hartamu. Kadang harta menjadi suatu hal yg menguasai kita bukan sebaliknya. Contoh: Seorang pastor yang menyampaikan cerita ini bercerita kisahnya. Pada awal pernikahannya, ia dan istri tidak memiliki banyak uang. Semua perabotannya adalah barang bekas, termasuk sofanya. Makan, tidur, lompat-lompat di atas sofa tidak masalah. Mau bakar-bakaran disitu juga tidak masalah. Sampai suatu kali, mereka mendapatkan uang lebih dan membeli sofa baru. Sejak saat itu, istrinya membuat peraturan baru. Tidak boleh duduk di situ, bahkan melihatpun jangan! Hahaha... Itulah contohnya. Berikutnya mengenai kekuatiran terhadap uang. Kuatir tentang uang menjauhkan kita terhadap Tuhan. Saat kita kuatir tentang uang

THE GREAT GATSBY

“Apakah ini adalah asal muasal salah satu produk pelicin rambut pria yang terkenal itu?” Pada awalnya, saya berpikir demikian. Ternyata saya salah besar. Film ini adalah penggambaran sifat jelek manusia. Pesta, kekayaan, cinta terlarang (eciee) dan penghianatan. Film ini dikisahkan dalam alur berputar. Akan ada saat cerita tersebut menggunakan alur flashback lalu kembali ke masa kini dan berlanjut ke masa depan. Seorang pria bernama Nick Carraway berada di suatu ruangan, menceritakan mengenai seorang pria bernama Gatsby. Saat ia bercerita, ia mendapati dirinya tidak sanggup melanjutkan pembicaraan mengenai Gatsby. “Then write about it!” kata lawan bicaranya. Seolah mendapatkan ide cemerlang, ia pun mulai tenggelam dalam dunia masa lalu dengan pikiran dan jari yang selaras, mengetik kisah mengenai pria yang bernama Gatsby. Singkat cerita, Gatsby adalah seorang kaya yang sering mengadakan pesta besar di istananya. Tidak ada satu pun orang yang ingin melewatkan pestanya. Pesta Gat

42 movie review by ASK

Based on true story. Kisah seorang atlit afro american yang hidup pada jaman diksriminasi. Black people must sit at the back, black people the second place of everything, 1945. Jaman yang benar-benar saya benci. Ada banyak adegan yang menggambarkan bagaimana diskriminatifnya perlakuan terhadap orang negro. And i hate it!! I hate white people at that time. Salah satu contoh sederhana, di Bandara ada ladies room dengan tulisan WHITES ONLY. It is ridiculous!!! Contoh lain, pada saat di bandara, tiba-tiba mereka diminta untuk membatalkan penerbangan dan dengan seenaknya, kursi mereka diberikan kepada dua orang kulit putih yang datang kemudian. OMG, betapa hebatnya mereka bisa menahan diri. Jika saya ada di posisi mereka, i can not hold it. I'll make sure someone had to got hurt. Akhirnya mereka naik bus. Ini adalah kisah, Jackie Robinson,orang afro american pertama yang menjadi atlit baseball untuk klub ternama Dodgers. Segalanya disediakan untuknya, semaksimal mungkin agar set