Skip to main content

Posts

Showing posts from September, 2010

The Book of Eli

Film ini, luar biasa aneh bagi saya sebagai orang Kristen pada awalnya. Masa si pemeran Utama, Eli, demi mencapai tujuannya selalu membunuh orang-orang yang dijumpai. Yaaah, meskipun yang dia temui itu orang jahat, tapi bukan berarti harus dibunuh dengan sadis kan? Dia juga kelihatan emosian. Padahal dia percaya Tuhan dan beriman. Tapi kok ga ada buah-buah roh sih? Mungkin karena kondisi ya? Soalnya dia tidak punya pilihan selain menjadi seperti itu demi menuntaskan tugas yang diberikan Tuhan ke dia. Tapi di salah satu dialognya, Eli berkata "Selalu ada pilihan" Bingung juga, tapi rasanya kalau hidup di jaman seperti Eli hidup, hanya hukum rimba yang bisa buat dia bertahan dan menuntaskan tugasnya. Tapi katanya dia bakal disertai dan dilindungi Tuhan sampai akhir ia menyelesaikan tugasnya. Film ini bikin orang yang tidak tahu kristen jadi mempertanyakan nilai-nilai kristiani. Lalu hal aneh lainnya tuh pas dia sampai di satu kota yang sudah berbudaya. Disitu ada

Tidal Wave

Ini film Korea yang oke punya. Ini film tentang Tsunami. Saya tidak berada di daerah Tsunami, jadi saya tidak tahu bagaimana perasaan orang-orang yang berjuang menyelamatkan diri dan orang-orang yang mereka kenal atau bahkan tidak kenal ketika bencana itu terjadi. Saya tidak tahu bagaimana perngorbanan mereka yang mati karena menyelamatkan orang lain. Saya Cuma tahu di Aceh telah terjadi Tsunami dan memakan korban jiwa. Film ini, paling tidak menggambarkan bagaimana situasi dan perasaan orang-orang pada saat itu, walaupun saya yakin pasti situasi dan kondisinya lebih mengerikan daripada film ini. Film ini mengajarkan kepada saya arti hidup. Selama kita hidup, pergunakanlah segala kesempatan dengan baik dan selalu buat keputusan yang bijaksana dengan memikirkan orang lain. Berusahalah supaya tidak punya musuh dan ampuni orang yang menyakiti hatimu. Kalau suka, katakan Kalau benci, ampuni Kita tidak pernah tahu hidup ini Tuhan ijinkan sampai kapan kita kecapi. Banyak sekali

Love Comes Softly

"The truth about God's Love is not that He allows bad things to happen. It's His promise that he'll be there with us when they do." These words are being said by Clark to Marty, his wife, when she asked him about why he said that he believe that God always answer his prayers, in fact many bad things happen to him. LOVE COMES SOFTLY, is a film from Hallmark Production. This film tell us about love as a process and knowing by time. It is also tell us about God accompanying in our life. May be I can tell you the short story about this film. Marty and Aaron, going from east to the west, to find the best place to living and runs their dream family. After so long, they find the best place they're be looking for. But unfortunatelly, that dream sweapt away in the morning. Aaron had a accident that taken his life when he was trying to run after his horse. It's hard for Marty, of course. Not only because she love him so much, but because she only has

Music Can Be Anything (Tulisanku ini dimuat di Majalah Sound Up edisi Juli 2010)

Musik, entah sejak kapan ditemukan dan diciptakan. Yang pasti umat manusia tentunya sangat bersyukur musik ada di tengah dunia. Musik bisa jadi saluran perasaan yang tak terkatakan, musik bisa jadi teman, musik bisa jadi sumber uang, musik bisa jadi hobi, musik bisa pula jadi sarana kreatif dan aktualisasi diri. Salah satu pertanyaan mendasar tentang musik, “Apa arti musik bagimu?” Mungkin ada di antara kita yang menjawab musik adalah segalanya dalam hidup, bahasa universal, anugerah Tuhan, dan sebagainya. Seperti yang dikatakan sebelumnya, musik dapat menjadi apa saja. Itu artinya, musik bisa memiliki arti yang beragam atau berbeda-beda bagi setiap orang. Ketika ada hal yang sukar disampaikan, baik itu kasih tak sampai ataupun emosi jiwa, entah bagaimana musik dapat menyalurkan semua itu dalam harmonisasi nada dan ekspresi lirik yang mengena. Masih ada lagi misteri dalam musik yang tak dimengerti, julukannya sebagai bahasa universal. Entah bagaimana seorang Indonesia yang mungkin hany

Musik: Men/Women's Best Friend (tulisanku ini dimuat di Soud Up Edisi April 2010)

Layaknya seorang sahabat setia, musik selalu menemani kita dikala sedih, marah, ataupun senang. Musik dapat berubah menjadi sesuatu yang kita inginkan atau butuhkan. Ketika kita sedih, musik akan berubah melankolis, ketika kita marah, musik akan berubah menjadi hentakan keras, dan ketika kita senang, musik akan semakin menambah keceriaan kita dengan nada-nadanya ceria. Namun apakah harus selalu begitu? Ketika kita sedang merasa sedih, tanpa sadar kita mendengarkan musik yang melankolis. Ketika dewa amarah menaungi kita, musik dengan hentakan keras seakan mendukung kita dan menolong menyalurkan rasa amarah yang ada dalam diri kita. Dalam kegembiraan sebuah pesta, balutan musik yang membuat ceria pun menyelimuti hati setiap orang yang sedang berbahagia. Di sudut lain, musik juga bisa membuat kita mendekat pada Tuhan. Sadar atau tidak, musik selalu menemani kita dalam kondisi hati seperti apapun. Musik tak akan lari, dia selalu ada, menemani, memberikan kita masukan lewat lirik-liriknya,