Skip to main content

Posts

Showing posts from 2013
Red Dawn Tokoh favorit : Jed Eckert (Chris Hemsworth) Genre : Action Jangan sampai ada yang meremehkanmu karena engkau muda. Yang muda yang beraksi.  Saat menonton film Red Dawn, hal yang terpikir adalah : Hell, yeah, susah sekali mengatur anak muda untuk meraih satu tujuan. Kita harus bisa menghadapi spontanitas, perasaan sensitif dan pengakuan diri mereka. Tetapi SUSAH tidak berarti MUSTAHIL, BISA asalkan yang menjadi mentor tegas dan yakin.  Film ini menceritakan gerakan pemberontakan terhadap penjajah dari Korut yang dipicu oleh sekelompok anak muda. Gerakan yang mereka lakukan menularkan semangat berjuang di negara bagian Amerika lainnya. Dipimpin oleh seorang marinir bernama Jed Eckert, sekelompok teman sepermainan ini mempersiapkan diri mereka untuk menghadapi pertempuran. Bisa diperhatikan, bagaimana seseorang yang mudah jijik dilatih menjadi tangguh, gadis yang lemah dilatih menjadi petarung, seorang yang selalu menjadi pecundang akhirnya menjadi pahlawa

Cheongdamdong Alice's Serial Review

Tommy hong dalam serial cheongdamdong Alice adalah salah satu karakter pendukung yang paling saya sukai. Inilah daya tarik serial Asia. Berbeda dengan serial barat, serial Asia menawarkan tokoh antagonis yang tidak sepenuhnya Jahat. Pada perempatan cerita, Tommy Hong berubah arah menjadi penolong karakter utama, bukan lagi penghalang. Pertolongannya pun menjadi sesuatu yang menyenangkan sekaligus mengharukan. Jika diamati dengan seksama, perasaan Tommy Hong kepada Se Kyung lebih dari sekedar White Rabbit, tetapi perasaan kagum dan suka. Saat Se Kyung kebingungan mencari Seung Jo kemana-mana, ia setia menemani. Tatapannya pun mengisyaratkan rasa suka yang hanya bisa diungkapkannya lewat pertolongan demi pertolongan yang diberikannya pada Se Kyung. Akting yang memukau serta karakter yang keren.  Selain mengagumi Tommy Hong, hal yang menjadi daya tarik serial ini bagi saya adalah unsur manusiawi yang digunakan. Tidak ada yang namanya cinta apa adanya. Selalu ada bisnis kecil di bel

Sanguine to Choleric

Your temperment is  choleric . The choleric temperament is fundamentally ambitious and leader-like. They have a lot of aggression, energy, and/or passion, and try to instill it in others. They can dominate people of other temperaments, especially phlegmatic types. Many great charismatic military and political figures were choleric. They like to be in charge of everything. However, cholerics also tend to be either highly disorganized or highly organized. They do not have in-between setups, only one extreme to another. As well as being leader-like and assertive, cholerics also fall into deep and sudden depression. Essentially, they are very much prone to mood swings Apa yang tertulis di atas membuat saya kaget. Memang sudah lama sekali saya tidak melakukan tes psikologi seperti ini. Terakhir saya mengikuti ini pada masa kuliah. Hasilnya waktu itu yang paling dominan adalah Sanguin Plegmatis.  Setelah melalui berbagai proses hingga usia 25 tahun membuat temperamen saya be

Harga Abang dan GTO

Nama besar pusat grosir Tanah Abang sudah sering kudengar. Tetapi baru hari ini saya merasakanya. Merasakan bahagianya berbelanja di sana. Sepanjang koridor, yang ada di benakku hanyalah, RESELLER!!! Senyum dan tawa bahagia tidak bisa hilang dari wajah saya. Mengapa? Tidak lain dan tidak bukan karena harga di Tanah Abang yang membuat saya tercengang! Bayangkan saja, Seprei King Size bisa kubeli hanya dengan harga 50ribu rupiah. Tak mau rugi, kubeli saja 3 sekaligus. Tidak hanya itu, celana panjang bahan pun, yang biasanya kita beli 300ribuan untuk satu potong, aku beli 3 potong dengan harga hanya 190ribu totalnya. Saat berbelanja di sana, yang ada di benakku hanyalah RESELLER. Aku ingin menjual kembali produk-produk itu di Sumba. Bahannya bagus dan harganya murah meriah. Saya menjelajahi tempat indah itu bersama teman saya, Helmid. Hari ini saya merasa senang karena bisa menghabiskan waktu dengan teman saya. Sayangnya dia tidak tinggal di Jakarta. Besok, dia sudah akan kembali ke K

Kerja Keras :)

Saat ini, buatku keluarga nomor satu dan mereka ada dalam rancangan masa depanku. Jika ada yang mengatakan keluarga adalah hambatan bagiku, mereka salah. Keluarga adalah motivasi terbesarku. Mungkin tidak banyak dari kalian yang mengetahui latar belakang keluarga saya. Mungkin juga bukan hal yg penting untuk diketahui oleh kalian. Tapi jika kalian terus membaca artikel ini, izinkan saya membagikan kisahku. Saya lahir di keluarga PNS. Bapa saya seorang PNS di Pertanahan dan Almh. Mama saya adalah seorang guru PNS. Kami tinggal di rumah yang terus mengalami perombakan. Jika melihat foto lama, pada masa awal, rumah kami hanyalah sebuah ruangan berukuran 3x3, dindingnya dari anyaman bambu (gedhek), berlantaikan tanah. Seiring dengan berjalannya waktu, rumah kami diperbaharui menjadi rumah berbatu bata merah dengan lantai semen. Beberapa tahun kemudian barulah di plester dengan tembok. Tidak banyak barang yang kami miliki. Bahkan sofa merupakan barang mewah bagi kami. Tapi kami bahagia.

Bintang meredup

Sial! Ya. Minggu ini bintangku sepertinya meredup. Beberapa hal menyebalkan terjadi dalam minggu ini. Pertama, teman saya datang dari Surabaya. Ia menginap di Jakarta Selatan. Untuk memenuhi permintaannya, saya, yang tinggal di Kelapa Gading, Jakarta Utara menyanggupi untuk bertemu dan menginap. Padahal saya bekerja dan masuk tiap jam 7 pagi. Pikirku saat itu, tak apalah, cuma sekali ini. Teman lebih penting. Berdasarkan rencana kami akan bertemu di Shelter Setiabudi, berganti ke Setiabudi Building, ganti lagi ke Senayan City. Hari kerja, jalanan macet, saya penumpang setia busway dan angkutan umum lainnya. Jalan macet, saya menempuh perjalanan dari jam 5 sore dan tiba pukul 7.30 malam di Shelter dukuh atas dua. Saat berjalan kaki menuhu shelter dukuh atas 1, sepatu sandal kesayangan saya putus. Tidak ada cadangan. Jadi bayangkan saja saya nyeker sambil pegang sandal dari dukuh atas 1 sampai shelter Bundaran Senayan. Belum selesai. Menuju Senayan City, saya masih harus berjalan seki

Mengapa Pulang?

Kepulangan singkat ke tanah kelahiran membuat saya semakin mantap untuk kembali dan berkarya di sana. Mengapa? Pertama: Family matter.  Ada keadaan dalam keluarga yang membuat saya berat untuk meninggalkan mereka lebih lama lagi. Saya tidak ingin menyesal di kemudian hari karena tidak memanfaatkan waktu dengan baik bersama mereka. Uang bisa dicari di mana saja, tetapi keluarga tidak dapat kembali jika ajal terlah menjemput. So, sebelum dipisahkan oleh maut, lebih baik saya menghabiskan waktu bersama Bapa dan JC. Sebenarnya, saya baru saja kembali dari Sumba dalam rangka menghadiri pemakaman Mama Nae (Kakak dari Ayah). Beliau adalah orang terdekat setelah orang tua, Sejak kecil, hidup saya di rumahnya. Sampai sekarang saya bahkan masih belum percaya bahwa Mama Nae telah tiada. Kedua: Community Development. Melihat keadaan Sumba yang tidak berubah sejak saya kecil membuat saya merasa tergelitik. Kenyataan bahwa banyak anak muda bahkan beberapa golongan tua yang inovatif

DO I HAVE A PLAN??

YESS I HAVE!!! Jika kalian bertanya apakah saya punya perencanaan untuk hari depan atau tidak, ya! Saya adalah orang yang sangat mencintai perencanaan. Sejak jaman sekolahan, saya terbiasa membuat jadwal saya sendiri. Mengapa? Karena saya selalu memiliki banyak kegiatan. Sekolah, les, bermain, belajar di rumah, bermain, membaca, menggambar, bermain, desain, nonton. Banyak kan? Hari ini saya bertemu dengan Vice Dean dan Dean untuk menyampaikan surat pengunduran diri saya. HAH? NGAPAIN?? Ya, saya punya alasan tersendiri.  1) Saya ingin memperhatikan dan merawat ayah saya. 2) Saya ingin mengejar mimpi saya untuk berkontribusi di Sumba. Ketika hendak masuk ke ruangan Vice Dean saya, dia baru saja kembali dari Singapura. Kewajiban setiap karyawan adalah menanyakan pada bagian admin apakah beliau dapat ditemui atau tidak. Jika tidak, kita bisa mengatur jadwal ketemu. Membuat janji. Melihat saya, ia langsung tahu apa maksud kedatangan saya. Dengan nada bercanda ia b

Yang ga mau liburan siapa??

Manusia mana di dunia ini yang tidak mau liburan? Siapa yang tidak mau punya waktu tidur lebih lama atau jalan-jalan lebih lama? Siapaaaa??? Semua orang pasti mendambakan itu. Apalagi orang-orang yang hidup dan bekerja di kota yang sibuk seperti Jakarta. Tersebutlah hari ini dan besok adalah libur yang lumayaaan.. Soalnya libur dari Sabtu sampai Selasa. Masuknya hari Rabu. Semua ini berkat hari raya Idul Adha. Meski demikian, saya dan beberapa guru harus masuk sekolah pada hari Senin siang. Apa kepentingannya? Soalnya saya harus mengawas Cambrige Exam untuk Bahasa Indonesia sebagai bahasa asing. Beberapa hari sebelum libur, kepala sekolah kami yang terkenal killer menghampiri dan bertanya, "Is it okay you have to come to school at Monday?" "Sure, Sir. It's okay. But don't forget to buy me a cake" becanda boook... Becandaa... Kepala sekolahku hanya tertawa sambil nunjuk-nunjuk. Dia kaget kali ya ada karyawan yg lancang kayak saya. Kalian tahu saudara-s

Kaya atau Miskin? (Catatan Khotbah JPCC hari ini plus opini penulis)

Siapa yang ingin jadi kaya? Atau siapa yang setiap malam berdoa supaya miskin? Ada yang bilang ingin hidup cukup. Tapi seberapakah cukup itu? Cukup bagi kita belum tentu sama dengan cukup bagi orang lain. Kadang ada orang yang kita anggap kaya tapi ketika ditanya dia merasa belum kaya. Ada juga orang yang tidak punya apa-apa tapi berlagak kaya. Untuk orang jenis yang terakhir ini ternyata memang sudah ada sejak jaman dulu. 1 Tim 6:9-11. Ada yang lebih bak daripada memburu uang, yaitu diburu uang. Amsal 13:11 Punyalah kebiasaan mengumpulkan sedikit demi sedikit. Bagaimana bisa? Bisa jika anda mengenal kata cukup. Bisa membedakan antara keperluan dan keinginan. Saat ini, dengan adanya segala social media , semua apa yang dimiliki dan dilakukan orang lain terekspos dan kita jadi kepingin juga apa yang dimiliki orang lain padahal kita sebenarnya tidak butuh. Karena menginginkan apa yang dimiliki orang lain, kita biasanya berdoa meminta kepada Tuhan. Apabila keinginan kita terpenuh

Takut Tua

Bobo dari saya masih TK sampai sekarang sudah 25 tahun masih aja kecil. Begitu juga Nobita, Doraemon dan kawan-kawannya. Saya sudah seperempat abad, mereka masih SD. Belum lagi Peter pan. Mengapa tiba-tiba saya membicarakan mereka? Sebenarnya saya iri pada Bobo, Nobita dan Peterpan. Mereka selalu menjadi anak-anak, tidak pernah dewasa. Menjadi anak-anak itu enak, kita bisa bermain sepuasnya. Hal paling susah hanyalah belajar dan ulangan. Selain dari itu, dunia begitu enak dan indah untuk dihuni. Beranjak dewasa, kita tidak bisa merengek lagi seperti Nobita yang selalu merengek pada Doraemon untuk meminta sesuatu. Semuanya harus diusahakan sendiri. Kita juga harus memikirkan banyak hal menyangkut kehidupan kita, masa depan, dan membuat berbagai keputusan. Jujur saja, saya sempat merasa takut menjadi dewasa. Tetapi kita semua tentu tahu bahwa menjadi dewasa tidak seburuk pemikiran Vany kecil. Menjadi dewasa memiliki keasyikannya sendiri. Masa di mana kita lebih dipercaya, diharga

Keanehan dan Ke-lebay-an saat menonton pertandingan U-19 lawan Korsel

Sewaktu kecil dulu, saya sering dimarahi mama kalau tertawa terlalu berlebihan. Katanya, "Vany, jang terlalu ketawa lebih-lebih. Sebentar menangis!" Ya, katanya kalau kita tertawa berlebihan, maka sebentar lagi kita akan menangis. Semakin saya dewasa saya paham maksud sebenarnya, bahwa tawa dan tangis tidak dapat dipisahkan. Lalu apa hubungannya hal tersebut dengan postingan kali ini? Well, saya yakin tadinya ada hubungannya. Tapi karena saya punya penyakit amnesia kaget2an, maka tiba2 saya sudah lupa apa yang mau saya hubungkan dengan hal tersebut (hehehe... Serius gw lupa). Kali ini saya mau bercerita tentang orang-orang aneh yang muncul di dunia maya maupun nyata selama saya menonton pertandingan U-19 semalam. Dimulai dengan orang di dunia maya. Saya mmg bukan penggemar sepakbola, tetapi jika Indonesia berlaga, saya pasti mendukung, kalah atau pun menang. Bentuk dukungan saya berupa menonton pertandingan hingga selesai dan mendukung lewat dunia maya. Paling tidak sete

Menjadi manusia normal

Pada dasarnya manusia itu makhluk sosial. Jadi kalau ada orang yang bahagia dengan kesendiriannya, pasti ada kelainan dalam dirinya. Beras yang ditanak menjadi nasi adalah hasil kerja orang lain, petani. Ikan yang kita makan, hasil tangkapan nelayan. Baju yang kita pakai, hasil jahitan orang lain. Bahkan untuk hidup setiap hari kita juga butuh berbicara dengan orang lain. Kalau ada yang suka ngomong sendiri, perlu dites kejiwaannya. Hampir 11 bulan saya tinggal di Jakarta. Kota yang paling ramai se-Indonesia. Tapi tahukah kalian bahwa di kota yang ramai ini, saya justru mendapati diri saya menjadi orang yang kesepian. Sangat kesepian. Hiburan yang bisa saya dapatkan hanya menonton film dan membaca. Tapi lama kelamaan semua itu juga jadi membosankan. Saya adalah tipe orang yang tidak bisa hidup tanpa teman dan keluarga. Saya bisa hidup tanpa pacar tapi saya tidak bisa hidup tanpa teman dan keluarga. Bukan berarti saya tidak bisa merantau. Ini bukan kali pertama saya merantau

Financial Freedom (JPCC)_sebuah catatan khotbah

Greedy itu merupakan sikap hati bukan berapa banyak isi kantong kita. Kita bisa saja punya banyak uang tapi masih ingin hal yang lebih. Hal iini seringkali disebabkan karena kebiasaan membandingkan diri dengan orang lain. Menginginkan apa yang orang lain miliki. Hidup ini tidak tergantung akan hartamu. Kadang harta menjadi suatu hal yg menguasai kita bukan sebaliknya. Contoh: Seorang pastor yang menyampaikan cerita ini bercerita kisahnya. Pada awal pernikahannya, ia dan istri tidak memiliki banyak uang. Semua perabotannya adalah barang bekas, termasuk sofanya. Makan, tidur, lompat-lompat di atas sofa tidak masalah. Mau bakar-bakaran disitu juga tidak masalah. Sampai suatu kali, mereka mendapatkan uang lebih dan membeli sofa baru. Sejak saat itu, istrinya membuat peraturan baru. Tidak boleh duduk di situ, bahkan melihatpun jangan! Hahaha... Itulah contohnya. Berikutnya mengenai kekuatiran terhadap uang. Kuatir tentang uang menjauhkan kita terhadap Tuhan. Saat kita kuatir tentang uang

THE GREAT GATSBY

“Apakah ini adalah asal muasal salah satu produk pelicin rambut pria yang terkenal itu?” Pada awalnya, saya berpikir demikian. Ternyata saya salah besar. Film ini adalah penggambaran sifat jelek manusia. Pesta, kekayaan, cinta terlarang (eciee) dan penghianatan. Film ini dikisahkan dalam alur berputar. Akan ada saat cerita tersebut menggunakan alur flashback lalu kembali ke masa kini dan berlanjut ke masa depan. Seorang pria bernama Nick Carraway berada di suatu ruangan, menceritakan mengenai seorang pria bernama Gatsby. Saat ia bercerita, ia mendapati dirinya tidak sanggup melanjutkan pembicaraan mengenai Gatsby. “Then write about it!” kata lawan bicaranya. Seolah mendapatkan ide cemerlang, ia pun mulai tenggelam dalam dunia masa lalu dengan pikiran dan jari yang selaras, mengetik kisah mengenai pria yang bernama Gatsby. Singkat cerita, Gatsby adalah seorang kaya yang sering mengadakan pesta besar di istananya. Tidak ada satu pun orang yang ingin melewatkan pestanya. Pesta Gat

42 movie review by ASK

Based on true story. Kisah seorang atlit afro american yang hidup pada jaman diksriminasi. Black people must sit at the back, black people the second place of everything, 1945. Jaman yang benar-benar saya benci. Ada banyak adegan yang menggambarkan bagaimana diskriminatifnya perlakuan terhadap orang negro. And i hate it!! I hate white people at that time. Salah satu contoh sederhana, di Bandara ada ladies room dengan tulisan WHITES ONLY. It is ridiculous!!! Contoh lain, pada saat di bandara, tiba-tiba mereka diminta untuk membatalkan penerbangan dan dengan seenaknya, kursi mereka diberikan kepada dua orang kulit putih yang datang kemudian. OMG, betapa hebatnya mereka bisa menahan diri. Jika saya ada di posisi mereka, i can not hold it. I'll make sure someone had to got hurt. Akhirnya mereka naik bus. Ini adalah kisah, Jackie Robinson,orang afro american pertama yang menjadi atlit baseball untuk klub ternama Dodgers. Segalanya disediakan untuknya, semaksimal mungkin agar set

The Next Generation

Neha Gupta Leading off our overview of young entrepreneurs is Neha Gupta, a 13-year-old from Pennsylvania who started   Empower Orphans  when she was just 9 years old. Since then, the nonprofit has raised $30,000 for orphans in India thanks to Gupta's fundraising activities: selling handmade greeting cards and wine charms. With a goal of raising $20,000 in 2010, Gupta is well on her way to a successful career in philanthropy. Anshul Samar Silicon Valley has long been a seat of innovation, so it is only natural that one of the most successful child entrepreneurs hails from California's tech corridor. Anshul Samar, now 14, started a gaming company in 2008 to market a role-playing card game that teaches chemistry. After clearing $1 million in revenue in his first year, Samar won a $25,000 grant and is now working to raise $100,000 in venture capital for his company,   Elementeo . Remington Anne Smith When 9-year-old Remington "Remmi" Anne Smit

Bukan Hilang, Tapi Pergi

Telah layar terkembang Kuingin menyeberang Melintas pulau dan lautan             Dini hari, Manado, ia menghembuskan napas terakhirnya. Penderitaan itu hilang selamanya. Ungke, Meiva, bagaimana kalian kelak, percayakan pada garisan hidup dari sang pencipta. Dalam dua tahun, hanya dua tahun. Semua berubah, mereka pergi. Pak Ferdi, disusul sang istri, Ibu Manoka setahun kemudian. Sehidup semati. Dua orang ini tak terpisahkan. Entah harus menitikkan air mata atau apa, yang bisa kulakukan sekarang hanya mengenang.             Mereka, orangtua keduaku. Setahun merawatku selama jauh dari duniaku. Orangtuaku di Enggohe. Doaku, semoga mereka tenang dan bahagia di sana. Tak terpikir sebelumnya bahwa kesempatan untuk bertemu lagi benar-benar akan hilang secepat ini.             Ungke, Meiva, Eti, jika bisa kubertelepati, ingin kumenangis bersama kalian. Berbagi tangis, merangkai kekuatan. Lepaskan, relakan, doakan. Mereka telah bersama di sana.

Obsesi Malesi :p

Masa kanak-kanak kami adalah masa bersahabat dengan terik matahari, desau angin, semak belukar, lumpur, sungai, dan hujan. Kami tak kenal krim tabir surya , kami biarkan matahari meninggalkan bekas di tubuh kami. Kami tak kenal rasa lelah, karena bagi kami alam selalu menarik dan memberi energi baru setiap saat.             Pada masa itu, obsesi seorang Vany kecil hanyalah makan mie goreng setiap hari, bermain dan dikepang rambut oleh orang rumah. Berbeda dengan saat ini. Satu keinginan saya yang belum terwujud adalah belajar di luar negeri. Bukan tren atau apa, hanya saja ini memang keinginanku. Merasakan suasana baru dan pengalaman baru di negeri orang. Belajar banyak hal baru. Setiap kali melihat foto teman-teman terdekat yang sudah mendahului belajar ke luar, hati saya bagai tersayat. Pedih rasanya. Saya takut jadi gila karena ini. Gemas sekali. Apa yang kurang dari saya, sampai hal ini belum terwujud juga.

Fiction Story of my students : My Father was a monster

The magician is the step-father of the girl, and he is the founder of diamond s . The girl is beautiful and sensitive, but she is imprisoned in the castle.  The magician always maimed her, because she knew his secret that the magician he will become a monster in the night. It happened in a night, the girl always find something that interesting in the castle. The haze will get in the castle in the night,and it will has cause some strange noise around it.  It was terror, but the girl walked in boldly, and she looked some light in the room. She saw it,it was her step-father received a monster into the body, and he became a terror horrible thing. The pelt was black and sharp, and his body was naked. He revelled in the change.  He looked at the girl's place, she ran away, but he is faster, he caught her, and told her that she can't told anyone. The girl knew her step-father become a monster,the heart wasn't kind, she thought,she have to found someone to

Kontemplasi (1)

Kamis, 8 Agustus 2013 Di dalam kamar lega di Wisma Pandawa Agriani Stevany Kadiwanu Kata orang hidup ini indah. Ya, memang hidup ini indah. Penuh dengan lika-liku, tawa, tangis, cemas, marah, dan lain sebagainya. Seperti kata bijak yang sering kita dengar, bahwa kita tidak akan tahu apa itu bahagia jika kita tak pernah menangis. Kita tak akan tahu apa itu indah, jika tak tahu apa itu buruk. Ada satu kata bijak dari salah satu pengarang favorit saya, Paulo Coelho: I am proud with the scars in my soul. They remind me that i have an intense life. Jangan pernah berpikir bahwa segala penderitaan yang kita rasakan tak akan ada henti atau akhirnya. Bersabarlah, tunggulah waktunya ketika kita dengan senyum dan dada membusung mengatakan dua baris kalimat dari Paulo Coelho di atas. Dunia ini berputar, segala hal pasti akan berubah. Dunia tidak datar, hidup tidak statis. Berbaurlah dengan dunia dan nikmati alirannya. Jangan habiskan waktumu dengan jangkar. Karena jangkar tidak memb

Bapa, pahlawan hidupku.

Teringat jaman kuliah dulu. Tanpa alasan, saya bisa menangis hanya mendengar suaranya. Setiap langkah yang kuambil dalam hidupku, semuanya pasti atas dasar ingin membanggakannya. Dia adalah orang yang tidak pernah sekali pun mengeluh tentang pendidikanku. Dia orang yang selalu khawatir apakah aku masih memiliki persediaan uang atau tidak. Dia adalah orang yang selalu mendukung kegiatan yang kuikuti. Dia orang yang selalu mendorongku untuk maju. Dia adalah orang yang rela mengorbankan segalanya demi masa depanku. Dia pahlawanku Dia anugerah dari Tuhan untukku Dia adalah Bapa.

Welcome Home!!

Andi : Aku lebih suka gereja yang hening. Gak suka yang ribut-ribut. Kayak orang kesurupan. Anto : Aku ga suka gereja yang nyanyinya kayak orang ga niat. Ngantuk. Pernah tidak kalian berada di posisi Andi dan Anto? Saya yakin pernah. Dulu, saya pernah berada di kedua posisi itu. Tetapi seiring waktu berjalan, saya menyadari esensi dari beribadah itu sendiri. Bagaimana kita bersekutu dengan Tuhan di rumahNya. Terlepas dari bagaimana pun tata ibadah gerejanya. Lebih ke sini lagi, saya menyadari satu hal yang baru juga. Hal ini akan saya jelaskan dalam tulisan ini. Saya pribadi sangat jarang sekali bisa merasa nyaman dengan suatu gereja. Bukan karena tidak sesuai keinginan saya,tetapi lebih ke bagaimana spirit yang tampil ketika beribada di gereja itu. Satu gereja yang membuat saya merasa dekat dengan setiap orang meski tidak mengenal mereka adalah JPCC, Jakarta. Kedua, ada sebuah gereja yang masih beribadah dengan gaya yang tenang tapi sama sekali tidak membuat mengantuk, GK

Hmm

I don't like the situation when someone faults seems like mine. If i have to be rude, i can describe and give evidence that it is not my fault. But you know, i think it is too much. Since i am a perfectionist, i know how to make it perfect. One thing that i dont like is the fault that is not mine, makes me look like i can not be trusted anymore. But if i am thinking about it to long, it is not good for me. So, just go with the flow. Aduh begitu deh jadinya kalau over thinking. Maaf ya, siapa pun yang khilaf membaca blog ini. Hehehe... Sumpah perasaan ini rasanya dilemma. Kalau misalnya salahnya dari saya, saya pasti mengakuinya. Tapi aneh aja rasanya ketika saya ga bikin salah tapi seolah saya bikin salah. Benar-benar butuh refreshing deh saya ini :( Kalau tidak, aura positifnya bisa hilang dan berganti dengan yang negatif-negatif. Tidak mau dong kayak begitu bu. Apapun yang terjadi KEEP CALM and be POSITIVE.

Libur tlah tiba

Kemarin, saya menghabiskan  waktu satu jam untuk menelepon Bapa di rumah. Lumayanlah buat menghilangkan rasa bosan akan Jakarta dan mengobati kangen kampung halaman.  Sebagai informasi, sekarang sebagian besar saudara saya berkuliah di Malang. Liburan ini, saya berencana mau bermain  ke sana. Dengan begitu saya harap bisa sedikit mengobati rasa bosan di Jakarta. Sekarang di Malang ada Alan, Diki, Viny, Misye dan Ever. Rame. Saya akan sering mengunjungi mereka. Pastinya harus siapkan perbekalan ke sana, supaya saya bisa mentraktir mereka. Kasihan anak kos. Hahahaha... Padahal saya sendiri juga anak kos. Tapi gapapa, because i like them.

Kelas baru, Anak baru

Tahun yang nyaman sudah lewat. Masuk pada tahun akademik baru dengan beberapa anak-anak yang baru. Dengan demikian, artinya sebagian harus dimulai dari awal. Harus berkenalan lagi dan memperhatikan hal-hal baru yang dibawa anak-anak itu. Satu hal yang pasti, mereka tidak menggigit, mereka butuh diberi aturan yang jelas, supaya kegiatan belajar mengajar bisa berjalan dengan baik. Satu hal yang penting juga adalah saya harus belajar dari pengalaman dan memperbaiki tehnik mengajar saya agar tidak membosankan. Oke, saatnya menetapkan GOAL tahun akademik 2013-2014: Buat Lesson Plan yang variatif Perbanyak pelajaran interaktif Worksheet harus lebih kreatif Menjadi guru yang lebih tegas namun juga menyenangkan Berpikiran positif selalu Untuk saat ini, hanya itu. Kalau ada penambahan, baru diedit lagi lah.

TELKOMSEL PENIPU

Saya menggunakan Telkomsel. Ingin rasanya ganti nomer, tapi semua keluarga tinggal di daerah yang provider utamanya Telkomsel. Sudah lama juga pakai nomor ini, jadi sulit untuk dilepas.Tapi sayangnya, provider ini hobinya bikin bingung pengguna da menyedot pulsa. Kronologisnya: saya mendaftar paket chat & share/facebook saya menonaktifkan paket tersebut lewat *363# sebanyak 2 kali. Tidak ada notifikasi sms. pulsa saya terus terpotong. menelepon 188 (caroline:layanan CS). saya dianjurkan nonaktifkan dgn cara ketik SC OFF kirim ke 3636. saya mendapat sms balasan bahwa penonaktifan hanya dapat dilakukan di *363# saya telepon lagi tuh 188 katanya mau dicek dulu saya coba lagi lewat *363# dan berhasil. TAPI tiba-tiba paket bulanan saya yang satunya : opera mini,  whatsapp, line,kakao, tiba-tiba mati. esok hari, pulsa saya kepotong lagi sampai sisa Rp.0 karena paket chat &share/facebook yang sudah BERHASIL dinonaktifkan itu memperpanjang masa aktifasinya lagi, entah meng

FAMOUS PEOPLE

What's the effect of being famous? Everybody knows you and everybody talks about you. And they love it!! I do love it. There is nothing wrong with it. Being a famous people has concequences to be talked by everyone. I am the one who love to talk about it but in special topic. Only those who is concidered as illuminati puppet. I like to see or talk about the famous people in that kind. It's just interesting. Today i just talked about Agnes Monica who seems like a future puppet of illuminati. I talked about it on whatsapp group. Just to make fun of my friend who loves her. I never thought that the other friend of mine will shoot me with words : "Better just take care of ourselves than talk about her. She doesnt know us, bla bla bla.." Heloooo .. She is a famous person. I think she doesnt need to know us for us to have permission to talk about her... So i just told him: "People like to talked about famous people. And i do." And you know what did he said? &

Mengendalikan Diri

"Dibaik-baikin tapi malah kelewatan, pengen gue tonjok deh mukanya!" Itulah kalimat yang terkadang dilontarkan oleh orang yang emosi. Perkataan itu bukan tidak jarang menjadi kenyataan ketika keadaan mendukung. Di sinilah kemampuan mengendalikan emosi dibutuhkan.  Pertanyaan pertama,  Apakah dengan menonjok mukanya dia akan menjadi orang yang tahu berterima kasih? Yang terjadi malah lebih buruk. Dia akan membenci kita, begitu pula kita akan membenci dia. Hasil yang sama sekali tidak oke. Pertanyaan kedua,  Selain menonjok wajahnya, adakah cara lain yang hasilnya kita puas dia pun membaik? Misalnya, dari diri kita, kita harus konsisten dengan pendirian kita dan menyampaikan jika ada yang tidak sesuai secara langsung. Apakah Anda sudah bisa mengendalikan diri? Semua butuh proses. Cobalah dari hal-hal kecil kemudian teruskan ke hal-hal yang lebih kompleks. Pengendalian diri dibutuhkan seumur hidup kita.

Gunakan Kalimat yang Bersimpati

Sejak kecil kita sudah belajar PKN, kita juga diajari sopan santun oleh orang tua. Pada beberapa keluarga bahkan kita diajarkan bagaimana untuk selalu berkata sopan kepada siapa pun. Hari ini saya merasa sedikit terganggu dengan perkataan orang yang menurut saya kurang sopan dan tidak bersimpati sama sekali. Meskipun hal itu tidak ditujukan kepada saya, tetapi saya pun merasa sedih. Jika hal itu ditujukan buat saya, sedihnya pasti jadi dobel. Ada seorang guru yang selalu sakit. Sebagai rekan kerja seruangan, seharusnya kita memberi semangat atau kalau tahu obat yang mujarab untuk mengobati, bisa diusulkan ke dia, agar dia menjadi lekas sembuh. Bukannya menyerang dengan kalimat tak bersimpati. Toh, dengan demikian, ia tidak menjadi sembuh. Sekali lagi, usia memang tidak menentukan kedewasaan berpikir seseorang. Satu lagi, jadilah orang yang bersimpati.

Komunikasi dalam Perusahaan atau Tempat Kerja Multikultural

Berada dalam suatu tempat kerja yang berisi multikultural employee itu tidak mudah. Banyak issue yang merebak, termasuk isu komunikasi. Meski pun yang digunakan adalah Bahasa Pemersatu Dunia alias Bahasa Inggris, tapi masalah bisa datang dari mana saja. Masalah bisa datang dari nada bicara kita, bahasa tubuh kita, pemilihan kosakata, hingga waktu yang diambil untuk memutuskan menyampaikan sesuatu. Kita harus berhati-hati dengan pandangan bahwa ekspatriat lebih baik dari orang lokal. Ah,a! Jangan terkecoh. Ini masalah karakter dan kedewasaan tiap orang, bukan masalah dari negara mana kamu berasal, warna kulit, bahasa utama negara, atau di mana kamu berkuliah. Semua kembali kepada kualitas mental dan emosi tiap orang. Seringkali, hal menyangkut komunikasi itu mengundang perselisihan, rasa iri, kebencian, dan mungkin juga kesalahpahaman. Untuk itu, setiap orang dalam lingkungan yang menantang ini harus lebih hati-hati dan peka. Kemauan untuk saling mengerti dan mengomu

Cara Berbicara dengan Anak yang Ngambek

"I wish life is better, i wish i kill my self" Itulah kalimat yang ditulis salah satu muridku (kelas 3 primary school) ketika saya minta mereka menuliskan permohonan mereka untuk kelas 4 nanti. Syaratnya adalah semuanya harus permohonan yang positif. Tapi entah kenapa murid yang satu ini menuliskan di luar dari permintaan. Saya pun mencoba mendekatinya. Mencoba berbicara dengannya. Ketika proses pendekatan itu, dia merobek kertasnya menjadi potongan-potongan kecil, dia melemparkan kacamatanya, dia melemparkan nametag-nya, hingga tempat pensil. "Verena, melemparkan barang-barang tidak akan menyelesaikan masalahmu. Kamu sudah besar. Cara menyelesaikannya adalah ngobrol sama orang dewasa," itulah yang kukatakan padanya. Kami pun janjian untuk ketemu setelah kelas usai. Seharusnya saya punya kelas lain setelah dari kelasnya. Untungnya, saya bawa soal latihan buat dikerjakan oleh mereka supaya tidak ribut seenaknya selama saya berbicara dengan Verena. Sete