Skip to main content

Posts

Showing posts from November, 2013

Harga Abang dan GTO

Nama besar pusat grosir Tanah Abang sudah sering kudengar. Tetapi baru hari ini saya merasakanya. Merasakan bahagianya berbelanja di sana. Sepanjang koridor, yang ada di benakku hanyalah, RESELLER!!! Senyum dan tawa bahagia tidak bisa hilang dari wajah saya. Mengapa? Tidak lain dan tidak bukan karena harga di Tanah Abang yang membuat saya tercengang! Bayangkan saja, Seprei King Size bisa kubeli hanya dengan harga 50ribu rupiah. Tak mau rugi, kubeli saja 3 sekaligus. Tidak hanya itu, celana panjang bahan pun, yang biasanya kita beli 300ribuan untuk satu potong, aku beli 3 potong dengan harga hanya 190ribu totalnya. Saat berbelanja di sana, yang ada di benakku hanyalah RESELLER. Aku ingin menjual kembali produk-produk itu di Sumba. Bahannya bagus dan harganya murah meriah. Saya menjelajahi tempat indah itu bersama teman saya, Helmid. Hari ini saya merasa senang karena bisa menghabiskan waktu dengan teman saya. Sayangnya dia tidak tinggal di Jakarta. Besok, dia sudah akan kembali ke K

Kerja Keras :)

Saat ini, buatku keluarga nomor satu dan mereka ada dalam rancangan masa depanku. Jika ada yang mengatakan keluarga adalah hambatan bagiku, mereka salah. Keluarga adalah motivasi terbesarku. Mungkin tidak banyak dari kalian yang mengetahui latar belakang keluarga saya. Mungkin juga bukan hal yg penting untuk diketahui oleh kalian. Tapi jika kalian terus membaca artikel ini, izinkan saya membagikan kisahku. Saya lahir di keluarga PNS. Bapa saya seorang PNS di Pertanahan dan Almh. Mama saya adalah seorang guru PNS. Kami tinggal di rumah yang terus mengalami perombakan. Jika melihat foto lama, pada masa awal, rumah kami hanyalah sebuah ruangan berukuran 3x3, dindingnya dari anyaman bambu (gedhek), berlantaikan tanah. Seiring dengan berjalannya waktu, rumah kami diperbaharui menjadi rumah berbatu bata merah dengan lantai semen. Beberapa tahun kemudian barulah di plester dengan tembok. Tidak banyak barang yang kami miliki. Bahkan sofa merupakan barang mewah bagi kami. Tapi kami bahagia.

Bintang meredup

Sial! Ya. Minggu ini bintangku sepertinya meredup. Beberapa hal menyebalkan terjadi dalam minggu ini. Pertama, teman saya datang dari Surabaya. Ia menginap di Jakarta Selatan. Untuk memenuhi permintaannya, saya, yang tinggal di Kelapa Gading, Jakarta Utara menyanggupi untuk bertemu dan menginap. Padahal saya bekerja dan masuk tiap jam 7 pagi. Pikirku saat itu, tak apalah, cuma sekali ini. Teman lebih penting. Berdasarkan rencana kami akan bertemu di Shelter Setiabudi, berganti ke Setiabudi Building, ganti lagi ke Senayan City. Hari kerja, jalanan macet, saya penumpang setia busway dan angkutan umum lainnya. Jalan macet, saya menempuh perjalanan dari jam 5 sore dan tiba pukul 7.30 malam di Shelter dukuh atas dua. Saat berjalan kaki menuhu shelter dukuh atas 1, sepatu sandal kesayangan saya putus. Tidak ada cadangan. Jadi bayangkan saja saya nyeker sambil pegang sandal dari dukuh atas 1 sampai shelter Bundaran Senayan. Belum selesai. Menuju Senayan City, saya masih harus berjalan seki