Skip to main content

My Name Is Khan Movie Review by Me

Semalam saya belajar banyak hal dari film My Name Is Khan. Film luar biasa yang bikin air mata saya mengalir tak henti-hentinya seperti pipa bocor dinjak kerbau di Sumba. Film ini mengajarkan banyak hal penting dalam hidup. Yang paling saya ingat, Khan pernah berkata, “Di dunia ini hanya ada dua jenis orang. Orang baik, yaitu orang yang melakukan hal-hal baik dan orang jahat, yaitu orang yang melakukan hal-hal jahat. Selain daripada itu, kita sama”

ada dua orang. yang satu bawa pedang yang satu bawa lolipop.
di antara mereka mana yang hindu dan mana yang islam?


Hidup di Indonesia yang penuh sesak hingga bergesekan dengan yang namanya pluralrsm saya tidak menemukan orang yang berpikiran sama seperti Khan. Masih banyak orang yang melihat sesamanya by his blood or colour. Sering dengar kalimat ini ga: “Kamu kenal anak Cina yang itu tidak?” atau yang bilang,”Kalau yang keriting, hitam itu pasti orang papua/timur”. My Name Is Khan sudah mengagajarkan hal penting. Kita tidak semestinya melihat manusia dari agama, ras, warna kulit, dan berbagai hal lainnya, tapi dari perbuatannya.

Khan juga mengajarkan hal yang romantis loh…. Khan adalah penderita Asperger’s Syndrome. Dia takut dengan suara keras dan takut dengan warna kuning. Saya ingat waktu dia menulis di jurnalnya tentang istrinya, “aku takut akan banyak hal. Namun yang paling kutakutkan adalah kehilanganmu,” soooooooo romantic ya kan? Dia sudah jatuh cinta dengan istrinya sejak pertama kali mendengar suara istrinya. Dia mencari sumber suara itu dan menemukan istrinya. Meskipun awalnya ditolak, tapi pada akhirnya dia diterima.


Di film ini saya juga menemukan hal yang sangat kontras. Waktu istri adik Khan dilecehkan (jilbabnya di lepas paksa seseorang dari belakang) setelah peristiwa 9 november (9-11) itu Khan bersama istrinya datang ke rumah adiknya. Sebagai orang yang punya penyakit biasanya selalu berada di posisi yang lemah di film-film kebanyakan. Tapi disini, di film ini saya malah melihat adiknya yang sehat walafiat yang bersandar di pundak Khan dan menangis.

Khan, menunjukkan pada kita bahwa selama kita punya tujuan yang jelas tanpa mengabaikan orang-orang yang ada di sekitar kita kita pasti bisa mencapai tujuan itu, meskipun kita sendiri memiliki keterbatasan. Khan adalah penderita Asperger’s Syndrome dia berjalan sendirian mengembara untuk menemui presiden America agar bisa kembali bersama istrinya. Pikiran yang simpel tapi tanpa disadarinya, dia sedang memperjuangkan umat muslim yang didiskriminasi karena peristiwa 9-11.

Di perjalanannya, ia juga menunjukkan kasihnya yang tulus kepada orang nonmuslim. Karena dia tidak melihat orang dari hal-hal sosial itu. Tapi dari perbuatan (yang awal tadi saya bilang). Ia bertemu dengan Mama Jenny dan di Funky Hair (ga tahu namanya) yang memberinya tumpangan di tengah perjalannya. Ketika dia telah berpisah dengan mereka, ia melihat berita bahwa sedang terjadi bencana di Georgia, tempat tinggal Mama Jenny. Badai besar mengamuk disana. Tanpa ba,bi,bu lagi dia langsung menuju tempat tersebut. Dia hanya ingat satu hal, Mama Jenny tidak boleh mati karena ia orang baik. Dia hanya ingin memastikan Mama Jenny selamat. Ia berjalan di tengah banjir setinggi pinggang manusia dan ditengah hujan deras. Perkampungan Mama Jenny hancur dan ia berjalan menuju gereja tempat Mama Jenny pernah mengajaknya. Dan ternyata Mama Jenny dan di funky hair selamat.

(perhartikan tanda salib dan si Khan muslim...kita saudara guys!)


Mama Jenny sangat terharu melihat Khan datang mencarinya. Demi keselamatan pria baik hati itu Mama Jenny menyuruhnya pergi. Namun Khan tidak mau, ia bertahan disana untuk membantu. Dan tanpa disadarinya, ternyata ia telah menggerakkan orang televisi dan saudara muslimnya untuk datang dan membantu. Ini adegan yang paling menyentuh dan berhasil membuat saya banjir air mata sampai akhir film. Funky hair berteriak dari luar gereja, ketika Khan dan orang-orang di dalamnya keluar mereka melihat ditengah hujan dan banjir itu banyak saudara seimannya yang datang membantu. Adegan ini seperti meruntuhkan semua diksriminasi dan pengotak-ngotakan manusia. Tidak ada islam, kristen, kulit putih atau kulit hitam saat itu. Hanya orang baik yang melakukan hal-hal baik. This is my favorite scene!


Saat itu, penyiarnya mengatakan, “God don’t recognize human being by their blood or colour but deeds”. Di film ini juga menunjukkan peran media dalam menggerakkan orang dan mendukung seseorang. Ketika Khan sempat ditangkap karena dikira teroris, seorang jurnalis mencari cara untuk mengetahui maksud kata-kata Khan ”my name is Khan and I’m not a terrorist”. Yang pada akhirnya jelas sudah bahwa ia hanya ingin mengatakan itu agar keluarganya tidak mendapat masalah karena namanya itu. Khan itu identik dengan islam dan waktu itu settingnya setelah peristiwa 9-11.



Btw, ada yang sadar tidak pas adegan saudara muslim si Khan datang membawa bantuan, mereka kan jalan di tengah badai lalu para korban yang kristen menunggu di pintu. Pas mereka sudah dekat disambut dan ditolong keluar dari banjir itu masuk ke dalam gereja itu. Film ini memang kaya dengan unsur semiotika. Keren banget… Bukankan adegan ini seperti mau bilang, “Selama ini kita terpisah oleh ‘badai’ yang menghalangi kita. Tapi ketika kita mau menerobos badai itu dengan menanggalkan perbedaan itu kita ini sebenarnya saudara. Kita seharusnya saling menerima dan saling menolong.” Ya Tuhan, film ini keren abiss!!

Comments

Popular posts from this blog

7 Band Papan Atas Indonesia

Kita semua tahu kalau akhir-akhir ini blantika musik Indonesia lagi kacau balau dari segi musikalitas. Banyak band baru yang muncul dengan aliran yang mirip-mirip dan norak. Agak kemelayu-melayuan dan cengeng abis. Ditambah lagi suara pas-pasan, lirik yang terlalu easy dan terlalu biasa, ditambah lagi musik standar. I’m tire of this. Jujur gw ESMOSI bo! Band sekarang udah kayak kacang goreng, padahal dulu yang bisa jadi band tu bener-bener yang punya kualitas. Mau tahu deretan Band Indonesia yang keren dan ga norak plus punya album yang isinya lagu-lagu oke? Ini dia list a la Vany dan gw yakin lo bakal setuju ma gw : 1. Gigi Ini salah satu dedengkotnya band Indonesia. Sejak gw SD sampe udah kuliah sekarang, ni Band masih eksis dan terus peka terhadap perubahan namun tetap menjaga kualitas dan karakternya. Banyak hits sudah diluncurkan dan menjadi favorit pecinta musik Indonesia. Siapa yang tak kenal Armand Maulana dan Dewa Budjana? 2. The Dance Company Ini dia band yang baru muncul di

TIPS dan suka duka LDR

gambar: google.com Hai! Saat ini saya sangat ingin berbagi suka duka LDRan sama pacar. Apakah pengalaman saya sama denganmu? Suka duka hubungan LDR itu macam-macam dah. Berikut hal hal yang saya alami secara pribadi : Akan ada satu masa dimana kangen itu sudah menumpuk, bahkan telepon, SMS, video call tidak mempan lagi. Saat bertemu, malam terakhir pasti enggan pulang karena bakal berpisah cukup lama. Rasanya, ingin waktu berhenti pada saat itu saja. Senang sekali mendengar kabar kedatangan bahkan baru rencana berkunjung kekasih.  Bertukar buku yang dititipkan pada orang yang pergi ke kota kekasih itu kind of cute for me. Setiap hari menanti telepon sang kekasih hati. Kalau chat lama dibalas atau tak kunjung telepon, rasanya uda gelisah banget. To know that he is healthy, eating right, and having a good day makes me happy. Masih banyak lagi sih yang lainnya, tapi belum teringat! Hahaha.... Buat saya, ada beberapa hal yang penting untuk menjaga

JESUS the SUPERSTAR, Vannes Wu hanya figuran

photo by:Pamela Wijaya Begitu memasuki lokasi Bandara Juanda Lama, tempat diselenggarakannya KKR Army of God, hadirat Tuhan terasa begitu kuat. Mata ini seperti ingin menangis melihat begitu banyak orang datang dan akan menyaksikan kebesaran Tuhan yang ditunjukkan dengan terselenggarakannya acara tingkat Asia ini. Entah yang datang benar-benar untuk mencari Tuhan atau hanya ingin melihat aksi Vaness Wu selebriti anggota F4 yang dulu tenar dengan Dorama "Meteor Garden". Yang pasti, KKR ini bisa terselenggara semuanya berkat Tuhan yang begitu menyayangi umatnya di Surabaya. Bayangkan saja, tidak sedikit dana yang diperlukan untuk menggelar acara sebesar ini. Mengundang selebriti terkenal dan menyewa Bandara yang notabene merupakan milik pemerintah, bukanlah sesuatu yang mudah dilakukan. Dalam salah satu khotbahnya di Gereja Mawar Sharon Satelit City of Faith, Pastor Philip Mantofa sempat mengatakan bahwa waktu mereka melakukan publikasi acara tersebut akan diadakan di Bandara J