YESS I HAVE!!!
Jika kalian bertanya apakah saya punya perencanaan untuk hari depan atau tidak, ya! Saya adalah orang yang sangat mencintai perencanaan.
Sejak jaman sekolahan, saya terbiasa membuat jadwal saya sendiri. Mengapa? Karena saya selalu memiliki banyak kegiatan. Sekolah, les, bermain, belajar di rumah, bermain, membaca, menggambar, bermain, desain, nonton. Banyak kan?
Hari ini saya bertemu dengan Vice Dean dan Dean untuk menyampaikan surat pengunduran diri saya. HAH? NGAPAIN?? Ya, saya punya alasan tersendiri.
1) Saya ingin memperhatikan dan merawat ayah saya.
2) Saya ingin mengejar mimpi saya untuk berkontribusi di Sumba.
Ketika hendak masuk ke ruangan Vice Dean saya, dia baru saja kembali dari Singapura. Kewajiban setiap karyawan adalah menanyakan pada bagian admin apakah beliau dapat ditemui atau tidak. Jika tidak, kita bisa mengatur jadwal ketemu. Membuat janji.
Melihat saya, ia langsung tahu apa maksud kedatangan saya. Dengan nada bercanda ia berkata, "I dont want to see you Vany. I've just come back from Singapore and havent sleep. If i dont sleep, i get angry."
Aku dan Miss R (staf admin) pun tertawa. Syukurlah dia akhirnya menerima suratku dan menandatanganinya.
Tahap berikutnya adalah bertemu Dean. Ini nih yang bikin agak gimanaaaa gitu. Tapi aku tahu dia baik.
Kalian tahu berapa lama kami berbicara? 1 JAM!!
Beliau memberikan banyak masukan berharga juga. Tapi saya menangkap kesan bahwa keputusan ini dikira keputusan emosional dan saya tidak tahu bagaimana mewujudkan mimpi saya di Sumba.
Satu hal yang saya sesali, saya tidak bisa menjelaskannya dengan bahasa Inggris yang sempurna.
Orang-orang yang mengenal saya dengan baik, pasti tahu bahwa Vany bukalah orang tanpa rencana. Terkesan emosional karena tidak ada satu orang pun yang tahu detail life plan saya. Untuk tidur siang saja saya punya jadwal dan deskripsi apa saja yang perlu diselesaikan dalam sehari, apalagi rencana besar. Tentu saja saya punya dan DETAIL.
Untuk lima tahun ke depan saya mau apa, 10 tahun, 20 tahun ke depan, apa yang harus dilakukan, bagaimana membentuk jaringan, bagaimana menyusup dalam kelompok yang saya mau, bagaimana menyeimbangkan kegiatan sosial, mengejar mimpi dan mencari uang, semua sudah saya persiapkan. Kalau saya jelaskan, saya bisa mabok sendiri juga. Lebih baik saya kerjakan saja dan menujukkannya pada sekitar. Bukan ngomong doang. I have tendency to surprise myself and everyone around me. So, just wait for me ^^
Melihat saya, ia langsung tahu apa maksud kedatangan saya. Dengan nada bercanda ia berkata, "I dont want to see you Vany. I've just come back from Singapore and havent sleep. If i dont sleep, i get angry."
Aku dan Miss R (staf admin) pun tertawa. Syukurlah dia akhirnya menerima suratku dan menandatanganinya.
Tahap berikutnya adalah bertemu Dean. Ini nih yang bikin agak gimanaaaa gitu. Tapi aku tahu dia baik.
Kalian tahu berapa lama kami berbicara? 1 JAM!!
Beliau memberikan banyak masukan berharga juga. Tapi saya menangkap kesan bahwa keputusan ini dikira keputusan emosional dan saya tidak tahu bagaimana mewujudkan mimpi saya di Sumba.
Satu hal yang saya sesali, saya tidak bisa menjelaskannya dengan bahasa Inggris yang sempurna.
Orang-orang yang mengenal saya dengan baik, pasti tahu bahwa Vany bukalah orang tanpa rencana. Terkesan emosional karena tidak ada satu orang pun yang tahu detail life plan saya. Untuk tidur siang saja saya punya jadwal dan deskripsi apa saja yang perlu diselesaikan dalam sehari, apalagi rencana besar. Tentu saja saya punya dan DETAIL.
Untuk lima tahun ke depan saya mau apa, 10 tahun, 20 tahun ke depan, apa yang harus dilakukan, bagaimana membentuk jaringan, bagaimana menyusup dalam kelompok yang saya mau, bagaimana menyeimbangkan kegiatan sosial, mengejar mimpi dan mencari uang, semua sudah saya persiapkan. Kalau saya jelaskan, saya bisa mabok sendiri juga. Lebih baik saya kerjakan saja dan menujukkannya pada sekitar. Bukan ngomong doang. I have tendency to surprise myself and everyone around me. So, just wait for me ^^
Comments
Post a Comment