Based on true story. Kisah seorang atlit afro american yang hidup pada jaman diksriminasi. Black people must sit at the back, black people the second place of everything, 1945. Jaman yang benar-benar saya benci.
Ada banyak adegan yang menggambarkan bagaimana diskriminatifnya perlakuan terhadap orang negro. And i hate it!! I hate white people at that time. Salah satu contoh sederhana, di Bandara ada ladies room dengan tulisan WHITES ONLY. It is ridiculous!!!
Contoh lain, pada saat di bandara, tiba-tiba mereka diminta untuk membatalkan penerbangan dan dengan seenaknya, kursi mereka diberikan kepada dua orang kulit putih yang datang kemudian. OMG, betapa hebatnya mereka bisa menahan diri. Jika saya ada di posisi mereka, i can not hold it. I'll make sure someone had to got hurt.
Akhirnya mereka naik bus.
Ini adalah kisah, Jackie Robinson,orang afro american pertama yang menjadi atlit baseball untuk klub ternama Dodgers. Segalanya disediakan untuknya, semaksimal mungkin agar setara dengan yang lainnya dengan satu persyaratan : mampu mengontrol emosinya terhadap orang-orang yang mendiskriminasinya.
Apa yang spesial menjadi satu-satunya pemain baseball berkulit hitam? Well, pada jaman itu, hal ini berarti membuka kesempatan bagi kulit hitam lainnya untuk mendapatkan kesempatan yang sama. That means a lot!
Hal ini sama halnya dengan ketika kamu menjadi pioneer akan suatu perubahan positif di mana pun kamu berada, hal itu akan berdampak positif bagi lingkunganmu.
Kembali pada film 42. Bertanding di lapangan membutuhkan konsentrasi dan mental yang teruji. Bagi Jackie, dia butuh dua kali lebih kuat dari atlit pada umumnya. Mengapa? Tentu saja karena diskriminasi. Dia harus tahan ejekan penonton dan tetap konsentrasi. Untunglah dia berkulit badak. Seorang anak kecil berdoa dari tempat duduk khusus untuk kulit hitam : God please let him show them what we can do.
Yeaa..talent and hard work ga butuh warna kulit bro!! Ga ada hubungannya. Apapun warna kulitmu, apa pun latar belakangmu, percaya diri dan lakukan yang terbaik yang kau bisa.
Sebenarnya kisah ini mirip sama stereotype orang terhadap orang timur. Miskin, kasar, hanya bisa mabuk-mabukan dan tidak punya kemampuan. Well i can tell you this: Anak muda dari timur sedang berjuang demi daerahnya. Dua kali lipat usahanya dibanding yang telah menikmati kenyamanan.
Back to the movie : apakah Jackie berhasil mendapatkan respek dan kesetaraan? Jika ya, bagaimana ia mendapatkannya? Hal baik apa yang dapat kita ambil dari kisahnya? Silakan tonton sendiri ya. 42!
Ada banyak adegan yang menggambarkan bagaimana diskriminatifnya perlakuan terhadap orang negro. And i hate it!! I hate white people at that time. Salah satu contoh sederhana, di Bandara ada ladies room dengan tulisan WHITES ONLY. It is ridiculous!!!
Contoh lain, pada saat di bandara, tiba-tiba mereka diminta untuk membatalkan penerbangan dan dengan seenaknya, kursi mereka diberikan kepada dua orang kulit putih yang datang kemudian. OMG, betapa hebatnya mereka bisa menahan diri. Jika saya ada di posisi mereka, i can not hold it. I'll make sure someone had to got hurt.
Akhirnya mereka naik bus.
Ini adalah kisah, Jackie Robinson,orang afro american pertama yang menjadi atlit baseball untuk klub ternama Dodgers. Segalanya disediakan untuknya, semaksimal mungkin agar setara dengan yang lainnya dengan satu persyaratan : mampu mengontrol emosinya terhadap orang-orang yang mendiskriminasinya.
Apa yang spesial menjadi satu-satunya pemain baseball berkulit hitam? Well, pada jaman itu, hal ini berarti membuka kesempatan bagi kulit hitam lainnya untuk mendapatkan kesempatan yang sama. That means a lot!
Hal ini sama halnya dengan ketika kamu menjadi pioneer akan suatu perubahan positif di mana pun kamu berada, hal itu akan berdampak positif bagi lingkunganmu.
Kembali pada film 42. Bertanding di lapangan membutuhkan konsentrasi dan mental yang teruji. Bagi Jackie, dia butuh dua kali lebih kuat dari atlit pada umumnya. Mengapa? Tentu saja karena diskriminasi. Dia harus tahan ejekan penonton dan tetap konsentrasi. Untunglah dia berkulit badak. Seorang anak kecil berdoa dari tempat duduk khusus untuk kulit hitam : God please let him show them what we can do.
Yeaa..talent and hard work ga butuh warna kulit bro!! Ga ada hubungannya. Apapun warna kulitmu, apa pun latar belakangmu, percaya diri dan lakukan yang terbaik yang kau bisa.
Sebenarnya kisah ini mirip sama stereotype orang terhadap orang timur. Miskin, kasar, hanya bisa mabuk-mabukan dan tidak punya kemampuan. Well i can tell you this: Anak muda dari timur sedang berjuang demi daerahnya. Dua kali lipat usahanya dibanding yang telah menikmati kenyamanan.
Back to the movie : apakah Jackie berhasil mendapatkan respek dan kesetaraan? Jika ya, bagaimana ia mendapatkannya? Hal baik apa yang dapat kita ambil dari kisahnya? Silakan tonton sendiri ya. 42!
Comments
Post a Comment