Kata orang, money can’t buy love.
Well, not directly. Menurut saya, secara
tidak langsung, uang sebenarnya dapat ‘membeli’ cinta. Wooo…wooo..sebelum
protes, coba baca dulu lanjutannya.
Kamu memang tidak bisa seperti di pasar, bertransaksi dengan
uang dan membeli cinta dengan mudah. It’s not love, it’s lust. Hehehe
Tetapi yang saya maksud dengan uang bisa
‘membeli’ cinta adalah:
ü Untuk tampil terawat kamu butuh uang buat beli odol, baju bersih,
sabun, lotion, bedak, pelembab wajah, shampoo, conditioner, pembersih wajah,
pelembab bibir, gel rambut, vitamin rambut, dll. Kalau memang uang tidak dapat
‘membeli’ cinta, I dare you to fall in love with someone yang ga pernah mandi,
gosok gigi, sampoan, atau merawat diri bahkan pakai baju robek-robek penuh noda.
ü Kenalan dengan cowo atau cewe, kamu tertarik, bokis banget kalau
kamu tidak berusaha mencari tahu apa yang dia lakukan untuk hidup. Saya tidak
menyalahkan kalian atau menuduh kalian matre. Tidak! Saya hanya mau menekankan
satu poin bahwa sudah sewajarnya kita mengetahui hal itu. Apakah dia tau tujuan
hidupnya? Apakah dia sedang mengusahakan sesuatu yang ia yakini akan menjadi
masa depannya? Ataukan dia seorang pemalas yang tidak melakukan apa-apa dan
masih bergantung pada orang tua? Tidak sedikit juga saya menemukan fenomena,
dimana seseorang jatuh cinta pada orang yang ga ngapa-ngapain, tapi karena
ortunya kaya, si pacarnya santai-santai aja.
Ada lagi orang
yang mengatakan, “Penampilan luar ga penting, yang penting hatinya.” Setuju
sih, dan saya punya pengalaman pahit soal hal satu ini.
ü Saya pernah ya, punya pacar yang katanya sih, uda 4 tahun suka sama
saya (sebelum jadian). Nah ternyata pada suatu waktu, saya harus pergi ke suatu
tempat dimana saya tidak bisa berpakaian seperti biasanya. Harus sesederhana mungkin,
dan sandal gunung itu uda jadi sandal paling nyaman dan wajib dipakai
kemana-mana. Well, doi protes karena saya tiba-tiba jadi tidak menarik di
matanya. Dandanan kampung, plus doi marah berat kalo liat saya pakai sandal
gunung. Helooooowww… Lu gila apa? Masa tinggal di pesisir pantai saya harus
pakai high heels or flat shoes?? Lu mau abaikan pasir pantai begitu aja? Lu mau
abaikan bukit terjal begitu aja? Bete banget kan? Masa saya harus tampil
mentereng di tengah kampung. Aneh!
Beberapa
pengalaman percintaan (ceileeeh padahal 5 jari aja ga nyampe jumlah pacarannya)
membuat saya semakin bijak dalam memilih pasangan.
Tidak ada lagi
menyukai karena tampan, atau hal-hal remeh lainnya.
Kriteria
pasangan saya, dia harus Cinta Tuhan, tau apa yang dia mau, berani mengambil
risiko, pantang menyerah, punya jiwa entrepreneur, berjiwa pemimpin dan peduli
lingkungan social disekitarnya.
Comments
Post a Comment