Kata Peekay (mabuk), cinta itu buang-buang waktu.
Melihatnya berbicara, memperhatikannya, menyukainya, semuanya hanya buang-buang waktu. Tetapi kita mencintai hanya sekali seumur hidup. Jadi, tidak apa-apa buang-buang waktu untuk itu. Rasanya saya mau buang-buang waktu untuk itu.
Itu kata Peekay loh. Sedih tapi jalan ceritanya. Wanita yang dicintai Peekay sudah punya seseorang yang ia cintai sejak lama. Peekay yang baru masuk ke dalam hidup si wanita dan mencintainya karena kebersamaan setiap hari harus patah hati. Ia memberikan jalan bagi kedua orang itu untuk bisa bersama. Sedih loh. Tapi saya belajar dari film ini. Bahwa ketika kita mencintai seseorang, tidak perlu terlalu terobsesi atau mengejar orang itu mati-matian. Apalagi sebagai perempuan. Biasa saja. Kita boleh senang, sedih, mengekspresikan perasaan kita, tetapi bukan di depannya. Jikalau dia memang punya perasaan sama kita, dia yang akan datang mendekat. Mengapa Vany kolot banget? Yah… kita kan harus melihat kesungguhannya. Karena pria pada dasarnya memiliki naluri memburu. Kalau kita datang dan menyodorkan diri begitu saja, pastilah kita tidak bisa menilai, apakah ia punya perasaan yang sama atau hanya mengambil kesempatan. Atau yang lebih menyedihkannya, bisa aja kamu dicuekin.
Benar-benar menyebalkan urusan cinta-cintaan ini. Buang-buang waktu, tidak jelas, dan menyebalkan.
Melihatnya berbicara, memperhatikannya, menyukainya, semuanya hanya buang-buang waktu. Tetapi kita mencintai hanya sekali seumur hidup. Jadi, tidak apa-apa buang-buang waktu untuk itu. Rasanya saya mau buang-buang waktu untuk itu.
Itu kata Peekay loh. Sedih tapi jalan ceritanya. Wanita yang dicintai Peekay sudah punya seseorang yang ia cintai sejak lama. Peekay yang baru masuk ke dalam hidup si wanita dan mencintainya karena kebersamaan setiap hari harus patah hati. Ia memberikan jalan bagi kedua orang itu untuk bisa bersama. Sedih loh. Tapi saya belajar dari film ini. Bahwa ketika kita mencintai seseorang, tidak perlu terlalu terobsesi atau mengejar orang itu mati-matian. Apalagi sebagai perempuan. Biasa saja. Kita boleh senang, sedih, mengekspresikan perasaan kita, tetapi bukan di depannya. Jikalau dia memang punya perasaan sama kita, dia yang akan datang mendekat. Mengapa Vany kolot banget? Yah… kita kan harus melihat kesungguhannya. Karena pria pada dasarnya memiliki naluri memburu. Kalau kita datang dan menyodorkan diri begitu saja, pastilah kita tidak bisa menilai, apakah ia punya perasaan yang sama atau hanya mengambil kesempatan. Atau yang lebih menyedihkannya, bisa aja kamu dicuekin.
Benar-benar menyebalkan urusan cinta-cintaan ini. Buang-buang waktu, tidak jelas, dan menyebalkan.
pertama, suka banget sama film ini.
ReplyDeletehampir dari semua bagian film ini memberikan pelajaran berharga.
bagian yg cukup menjadi perhatian saya adalah tentang bagaimana si PK mencari Tuhan.
kadang ritual agama terlalu membuat seseorang susah menemukan Tuhan di dalamnya.
ritual agama yang rumit sehingga sulit dipahami oleh orang yang baru mau percaya (katakan saja PK ya).
film ini justru sebenarnya ingin menunjukkan bahwa Tuhan itu bukan hanya ditemukan melalui ritual-ritual agama, tapi lebih dari itu, yaitu dalam setiap pribadi lah tempat Tuhan itu bernaung. jadi, Tuhan bisa ditemui melalui setiap orang yang kita temui. sehingga orang yang baru mau percaya tidak menjadi peekay (mabuk) dalam pencariannya.
kembali ke postingan di atas, saya setuju sekali kak kalau Love is wasting time.
karena faktanya, lebih banyak waktu yang terpakai (red:terbuang) untuk memikirkan cinta dibandingkan untuk belajar (bagi pelajar), untuk bekerja (bagi pekerja), bahkan bisa membatasi ruang gerak sosial seseorang.