You can do anything anybody else can do, Bennie
Only you can do it better
Kalimat yang menggambarkan kepercayaan seorang ibu kepada anaknya. Sebuah keluarga afro american, tinggal di sebuah apartemen yang kecil. Sang ibu bekerja sebagai house keeping dan kadang menjaga bayi untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga. Pemasukannya juga datang dari sebuah rumah yang disewakannya. Dulunya rumah itu ditinggali bersama sang suami. Namun ketika ia tahu bahwa suaminya ternyata memiliki istri dan anak di tempat lain, mereka bercerai dan rumah itu diberikan padanya.
Keluarga ini sekarang hanya terdiri dari seorang ibu dan dua orang anak laki-laki. Si bungsu, yang dalam film ini adalah tokoh utama, memiliki peringkat terendah di kelasnya. Nilai-nilainya dihiasi dengan huruf F dan E. Sang ibu pun dipanggil guru untuk membicarakan masalah ini.
Mrs.Carson sang ibunda, tidak ingin anak-anaknya bernasib sepertinya yang hanya menjadi pesuruh dan tidak pandai. Selama ini Mrs.Carson menyembunyikan dari anak-anaknya kalau ia bodoh dan bahkan tidak dapat membaca. Melihat kegiatan anak-anaknya yang hanya menghabiskan waktu di depan televisi, ia mulai menasehati mereka. Siapa sangka, Ben mengalami kemajuan bertahap. Nilainya naik jadi D
Ben si bungsu, selalu menganggap dirinya bodoh, karena itulah yang dikatakan lingkungannya. Tapi ibunya tidak ingin anaknya berpikir seperti itu.
You can do anything anybody else can do, Bennie
Only you can do it better
Tidak hanya petuah, sang ibu pun akhirnya menyuruh anak-anaknya untuk membaca dua buku setiap minggu dan menuliskan laporannya. Mereka harus menyerahkan laporan itu pada sang ibu.
Nilai Ben akhirnya naik jadi A dan acara TV yang ditontonnya pun adalah acara edukasi. Ia dan kakaknya menikmati menjawab pertanyaan kuis yang mereka tonton di TV.
Ben tidak hanya tertarik dengan ilmu pengetahuan di sekolah, ia akhirnya memiliki ketertarikan terhadap seni klasik. Dan ketika ia ke gereja, dan mendengarkan khotbah pendeta, ia berimajinasi menjadi seorang dokter yang melayani orang. Dan ia pun menyatakan keinginnannya kepada sang ibu, dan mendapat dukungan.
Ben akhirnya mendapatkan beasiswa untuk kuliah di Yale University. Untuk mempertahankan beasiswa itu, ia harus mempertahankan keseluruhan nilai-nilainya.
Dalam film ini, kita akan melihat bagaimana perjuangan Ben untuk mempertahankan nilainya. Kita juga akan melihat bagaimana ia mempraktekkan ilmu kedokterannya setelah menjadi dokter di bagian neurosurgeon (bedah otak). Berbagai kasus berisiko tinggi ia tangani. Sebagai penonton, kita akan merasa seperti berada di samping Ben dan melihat setiap proses operasi yang ia lakukan. Tegang? Sudah pasti. Tersentuh? Apalagi!
Ketika ia bisa menyelamatkan anak-anak orang lain tapi ia tidak dapat menyelamatkan anaknya sendiri.
Saya rekomendasikan film ini untuk kalian tonton. Masih tergolong baru kok. Tahun 2009 film ini diproduksi, tapi settingnya tahun 60an-80an.
Only you can do it better
Kalimat yang menggambarkan kepercayaan seorang ibu kepada anaknya. Sebuah keluarga afro american, tinggal di sebuah apartemen yang kecil. Sang ibu bekerja sebagai house keeping dan kadang menjaga bayi untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga. Pemasukannya juga datang dari sebuah rumah yang disewakannya. Dulunya rumah itu ditinggali bersama sang suami. Namun ketika ia tahu bahwa suaminya ternyata memiliki istri dan anak di tempat lain, mereka bercerai dan rumah itu diberikan padanya.
Keluarga ini sekarang hanya terdiri dari seorang ibu dan dua orang anak laki-laki. Si bungsu, yang dalam film ini adalah tokoh utama, memiliki peringkat terendah di kelasnya. Nilai-nilainya dihiasi dengan huruf F dan E. Sang ibu pun dipanggil guru untuk membicarakan masalah ini.
Mrs.Carson sang ibunda, tidak ingin anak-anaknya bernasib sepertinya yang hanya menjadi pesuruh dan tidak pandai. Selama ini Mrs.Carson menyembunyikan dari anak-anaknya kalau ia bodoh dan bahkan tidak dapat membaca. Melihat kegiatan anak-anaknya yang hanya menghabiskan waktu di depan televisi, ia mulai menasehati mereka. Siapa sangka, Ben mengalami kemajuan bertahap. Nilainya naik jadi D
Ben si bungsu, selalu menganggap dirinya bodoh, karena itulah yang dikatakan lingkungannya. Tapi ibunya tidak ingin anaknya berpikir seperti itu.
You can do anything anybody else can do, Bennie
Only you can do it better
Tidak hanya petuah, sang ibu pun akhirnya menyuruh anak-anaknya untuk membaca dua buku setiap minggu dan menuliskan laporannya. Mereka harus menyerahkan laporan itu pada sang ibu.
Nilai Ben akhirnya naik jadi A dan acara TV yang ditontonnya pun adalah acara edukasi. Ia dan kakaknya menikmati menjawab pertanyaan kuis yang mereka tonton di TV.
Ben tidak hanya tertarik dengan ilmu pengetahuan di sekolah, ia akhirnya memiliki ketertarikan terhadap seni klasik. Dan ketika ia ke gereja, dan mendengarkan khotbah pendeta, ia berimajinasi menjadi seorang dokter yang melayani orang. Dan ia pun menyatakan keinginnannya kepada sang ibu, dan mendapat dukungan.
Ben akhirnya mendapatkan beasiswa untuk kuliah di Yale University. Untuk mempertahankan beasiswa itu, ia harus mempertahankan keseluruhan nilai-nilainya.
Dalam film ini, kita akan melihat bagaimana perjuangan Ben untuk mempertahankan nilainya. Kita juga akan melihat bagaimana ia mempraktekkan ilmu kedokterannya setelah menjadi dokter di bagian neurosurgeon (bedah otak). Berbagai kasus berisiko tinggi ia tangani. Sebagai penonton, kita akan merasa seperti berada di samping Ben dan melihat setiap proses operasi yang ia lakukan. Tegang? Sudah pasti. Tersentuh? Apalagi!
Ketika ia bisa menyelamatkan anak-anak orang lain tapi ia tidak dapat menyelamatkan anaknya sendiri.
Saya rekomendasikan film ini untuk kalian tonton. Masih tergolong baru kok. Tahun 2009 film ini diproduksi, tapi settingnya tahun 60an-80an.
Nice post and this fill someone in on helped me alot in my college assignement. Say thank you you on your information.
ReplyDeletewow, thanks :)
ReplyDeleteI never think that my post can be used by others :p