Hai guys, aku membawa berita yang ga tau mau dibilang baik atau buruk. hahaha
Tapi buatku, ini berita yang baik-baik aja dan mengesankan sih.
Tadi saya baru dari MIC Publising. Saya datang dengan surat lamaran dan portfolio tulisan yang pernah dimuat di media cetak, tanpa tahu MIC itu kantor apaan.
Huahahh...cuma iseng aja sih sebenarnya. Menanggapi info lowongan Editor yang diberikan Kak Selvy. Pikirku, sama saja kayak mengedit berita... Paling bedanya di hemat kata dan tidaknya...
Daaaaaaaaan...
Setelah saya wawancara, menerima tulisan yang harus diedit sebagai ujian awal, akhirnya saya terdorong untuk mempertimbangkan ulang. Apakah saya yakin mau jadi editor buku???
Kerjanya kantoran, berhadapan dengan kamus, ga ketemu artis, ga ketemu pejabat, ga bisa bermain di tulisan dengan sedikit bebas.
Selain masalah itu, saya juga ada kesulitan di penerjemahan inggrisnya. Teks yang tadi dikasih ke saya bahasa inggrisnya kacau. Dan ternyata itu memang sengaja. Untuk ngetes doang. Tapi dari situ saya udah terdorong untuk berpikir ulang. Dan akhirnya saya memutuskan untuk menghubungi C Ester dan membatalkan lamaran itu.
Saya ga mau berkarir di bidang yang saya ga bisa expert di situ. Perfeksionis memang. Tapi gpp kan?
Omongan kita di telepon kira-kira gini:
halo ce, ini vany yang tadi wawancara
oh ia van. ada apa?
Aku rasanya ga bisa lanjut deh. Setelah kulihat naskahnya, aku kayaknya ga cocok jadi editor buku. Bahasa inggrisnya, Inggris banget. Agak sukar
...
oh, iya Van GPP. Tapi klo kita butuh penulis aku pasti kontak kmu. tulisanmu emang bagus soalnya. Portfoliomu akan aku simpan
OK ce, makasih ya ^^
Nah, singkatnya kayak gitu dah. Ga aku detailkan persis biar ga panjang ceritanya. hihihi...pokoknya aku bakal fokus di media massa kayak majalah atau koran aja deh.. Makasih Tuhan buat kesempatannya ^^
Tapi buatku, ini berita yang baik-baik aja dan mengesankan sih.
Tadi saya baru dari MIC Publising. Saya datang dengan surat lamaran dan portfolio tulisan yang pernah dimuat di media cetak, tanpa tahu MIC itu kantor apaan.
Huahahh...cuma iseng aja sih sebenarnya. Menanggapi info lowongan Editor yang diberikan Kak Selvy. Pikirku, sama saja kayak mengedit berita... Paling bedanya di hemat kata dan tidaknya...
Daaaaaaaaan...
Setelah saya wawancara, menerima tulisan yang harus diedit sebagai ujian awal, akhirnya saya terdorong untuk mempertimbangkan ulang. Apakah saya yakin mau jadi editor buku???
Kerjanya kantoran, berhadapan dengan kamus, ga ketemu artis, ga ketemu pejabat, ga bisa bermain di tulisan dengan sedikit bebas.
Selain masalah itu, saya juga ada kesulitan di penerjemahan inggrisnya. Teks yang tadi dikasih ke saya bahasa inggrisnya kacau. Dan ternyata itu memang sengaja. Untuk ngetes doang. Tapi dari situ saya udah terdorong untuk berpikir ulang. Dan akhirnya saya memutuskan untuk menghubungi C Ester dan membatalkan lamaran itu.
Saya ga mau berkarir di bidang yang saya ga bisa expert di situ. Perfeksionis memang. Tapi gpp kan?
Omongan kita di telepon kira-kira gini:
halo ce, ini vany yang tadi wawancara
oh ia van. ada apa?
Aku rasanya ga bisa lanjut deh. Setelah kulihat naskahnya, aku kayaknya ga cocok jadi editor buku. Bahasa inggrisnya, Inggris banget. Agak sukar
...
oh, iya Van GPP. Tapi klo kita butuh penulis aku pasti kontak kmu. tulisanmu emang bagus soalnya. Portfoliomu akan aku simpan
OK ce, makasih ya ^^
Nah, singkatnya kayak gitu dah. Ga aku detailkan persis biar ga panjang ceritanya. hihihi...pokoknya aku bakal fokus di media massa kayak majalah atau koran aja deh.. Makasih Tuhan buat kesempatannya ^^
kau slalu bisa membuatku tersenyum.. :)
ReplyDeletekau slalu bisa membuatku tersenyum.. :)
ReplyDeleteyeeeek....hahaha
ReplyDeletethanks