ini gw danbokap gw
Bapa saya seorang yang hobinya marah, membentak dan kadang menendang, suka memerintah sampai ke hal-hal tak penting seperti mencuci piring ulang ketika sedang makan karena katanya kurang bersih, tapi dia sangat baik terhadap orang yang membutuhkan. Meskipun suka marah, bukan berarti dia jahat dan arogan. Hanya itu satu-satunya cara ia bisa mengungkapkan perasaan sayangnya terhadap anak-anaknya. Dia marah ketika saya tidak bisa siap tepat waktu ke pesta. Dia marah ketika saya tidak bisa meraih rangking 1 (tapi saya masih masuk di jajaran 3 besar di sekolah dan akhirnya ditraktir nasi goreng di warung dekat pom bensin). Dia marah ketika saya tidak bisa menanak nasi (katanya,”Perempuan apaan kau tidak bisa masak? Mau kau diusir suaminya kau nanti?”). Please deh Bapa, saya kan masih SMP dulu, dan sekarang pun saya masih kuliah. Pernikahan masi terlalu jauh buat saya. Nah, kapan Bapa saya membentak? Ia membentak ketika saya tak paham dan bertanya untuk yang kedua kalinya kenapa saya harus menunggu sampai masuk kelas IPA di SMA kalau mau dapat Hp. Saya kadang dihadiahi tendangan waktu SD jika tak bisa menghafal perkalian dan coba membantah ketika dimarahi. Itu masa lalu… Masa sekarang?
Dia semakin menunjukkan kasihnya. Sejak saya berkuliah di Surabaya, apabila saya pulang ke Sumba waktu libur saya punya jam malam. Jam 10 saya sudah harus di rumah, padahal dulu waktu masih sekolah walaupun saya tak pulang di rumah dia tak pernah bertanya (saya ga macem2 loh). Alasannya sih,”Jangan pulang malam-malam, Bapa mau pintu malas buka pagar dan pintu.”
Setiap kali saya minta uang kiriman tambahan dia tak pernah menolak. Dia akan selalu berusaha mengirimkan uang. Saya jadi gak berani main-main uang. Saya ingat waktu saya minya beli laptop untuk magang. Bapa berusaha sekali buat ngasih saya benda mahal itu. Sekarang saya tidak mau menyia-nyiakan laptop yg saya pakai buat mengetik tulisan ini. Ni barang harus menghasilkan uang. Bagaimana caranya? Ada deh… mau tau aja (>.0)
Yah pokoknya bagi saya tuh Bapa orang paling keren sedunia, pejuang sejati. Dia yang mendorong saya untuk selalu melakukan yang terbaik yang saya bisa. Mulai dari prestasi di sekolah, dapetin beasiswa di universitas elit super mahal, dan menanamkan sikap dalam diri saya bahwa meskipun kita bukan orang yang kaya tapi kita ga boleh norak. Biasa aja, gak usah act like a poor or pretending like a have everything. Yah intinya tau diri dan bersikap sewajarnya saja. Thanks Bapa ^^
Dia semakin menunjukkan kasihnya. Sejak saya berkuliah di Surabaya, apabila saya pulang ke Sumba waktu libur saya punya jam malam. Jam 10 saya sudah harus di rumah, padahal dulu waktu masih sekolah walaupun saya tak pulang di rumah dia tak pernah bertanya (saya ga macem2 loh). Alasannya sih,”Jangan pulang malam-malam, Bapa mau pintu malas buka pagar dan pintu.”
Setiap kali saya minta uang kiriman tambahan dia tak pernah menolak. Dia akan selalu berusaha mengirimkan uang. Saya jadi gak berani main-main uang. Saya ingat waktu saya minya beli laptop untuk magang. Bapa berusaha sekali buat ngasih saya benda mahal itu. Sekarang saya tidak mau menyia-nyiakan laptop yg saya pakai buat mengetik tulisan ini. Ni barang harus menghasilkan uang. Bagaimana caranya? Ada deh… mau tau aja (>.0)
Yah pokoknya bagi saya tuh Bapa orang paling keren sedunia, pejuang sejati. Dia yang mendorong saya untuk selalu melakukan yang terbaik yang saya bisa. Mulai dari prestasi di sekolah, dapetin beasiswa di universitas elit super mahal, dan menanamkan sikap dalam diri saya bahwa meskipun kita bukan orang yang kaya tapi kita ga boleh norak. Biasa aja, gak usah act like a poor or pretending like a have everything. Yah intinya tau diri dan bersikap sewajarnya saja. Thanks Bapa ^^
Comments
Post a Comment