Hari ini, Ella libur. Ia tidak memiliki rencana apapun untuk mengisi liburannya yang hanya sehari itu. Libur awal puasa. Entah siapa yang mencetuskan liburan ini di kotanya. Ia hanya merasa senang bisa tinggal di rumah tanpa harus pergi bekerja.
Si Ibu tiri yang seharusnya juga libur pada hari ini, bangun lebih pagi. Ella, begitu bangun pagi, bergegas mengenakan jaket, berganti celana, dan berjalan kaki untuk pergi ke ATM terdekat dan tukang sayur. Ia hendak menunaikan kewajiban untuk membayar kredit motor dan menyetor tabungan bulanannya ke suatu bank lokal yang ia ketahui dari sahabatnya, Gizel.
Usai urusan di ATM, ia berjalan ke tukang sayur. Membeli sayur untuk makanan di rumah. Seperti yang pernah diceritakan sebelumnya, si Tante enggan mengeluarkan uang untuk kebutuhan rumah tangga.
Kemarin pun Ella baru menyadari bahwa detergen di rumah habis, begitu juga odol dan sabun cuci piring. Kosong melompong. Tidak ada kemurahan. Ia hanya bisa menaiki sepeda motornya, dan pergi ke kota untuk membeli segala keperluan itu. Padahal yang paling sering, bahkan hampir setiap hari mencuci pakaian dengan menggunakan banyak detergen alias paling boros adalah si Tante. What word can fit her attitute than ASSHOLE!?
Well, usai membeli kebutuhan dapur, Ella telah berencana untuk memasak, mencuci, melipat pakaian di hari libur ini.
Setibanya di rumah, si Tante telah berpakaian dinas lengkap. Tentu saja menjadi sebuah tanda tanya, mengapa? Semua orang sedang libur. Tapi Ella merasa tidak perlu bertanya. Apapun itu, itu bukan urusannya.
Ia hanya bergegas menuju kulkas dan memasukkan sayuran yang baru dibelinya agar tahan lama dan menuju ke bagian belakang rumah tempat menjemur pakaian. Mengambil yang sudah kering, membawanya ke kamar untuk dilipat dengan rapi, sambil menonton Kung Fu Panda 3. Rencana yang sempurna!
Berpapasan di lorong rumah dengan si Tante.
"Saya mau ke sekolah, kami ada akreditasi. Anak-anak saja yang libur, guru tidak," yess, she is a teacher. Bad teacher!
Ella berlalu tanpa peduli dan melanjutkan hari liburannya yang indah. She doesn't care and don't give a damn about it. She's tired of all the bullshit.
Selesai melipat pakaian, mengatur ulang isi lemari, mengeluarkan pakaian yang tidak lagi dipakai, mencuci piring, menanak nasi, Ella ingin memasak. Ia berbaik hati ingin memasak agar si Tante bisa makan sepulang dari dinasnya.
Masuk ke dapur, ia tidak menemukan dimana bawang disimpan. Mengecek kompor, tidak ada minyak tanah disana. Kering kerontang!
Keputusannya adalah, enough! She won't support anything, anymore.
Memang sang Bapak sedang bepergian ke luar kota. Seharusnya Ella tidak lupa tabiat si Tante yang sudah pakem.
Saat Bapak tidak ada, ada sekalipun, ia tidak akan mengeluarkan sepeserpun.
Beberapa waktu kemudian, sudah sangat siang, si Tante pulang. Ella sementara menonton serial kesukaan dan dilanjutkan dengan membaca buku sampai ketiduran. Dalam pikirannya, si Tante akan memasak untuk ia makan sendiri paling tidak.
Bangun dari tidur, ternyata tudung saji masih kosong melompong. Ia bahkan tidak memasak untuk dirinya sendiri!
OH IYA! Harusnya Ella tidak boleh lupa pakem lain dari si Tante. Setiap Bapak ke luar kota, tidak akan pernah ada makanan dalam tudung hijau itu.
SEKIAN.
Comments
Post a Comment