Saya sedang menonton drama korea di kamar, adik saya yang
pulang liburan kuliah sedang tertidur lelap. Tiba-tiba, Bapa masuk ke kamar dan
berdiri canggung.
“kenapa Bapa?”
“tidak, Bapa hanya lihat Jesi,” itulah nama adik saya.
“Kau urus sama Jesi,” saya heran mengapa tiba-tiba Bapa
bicara seperti itu. Kesannya, serius sekali. Saya takut dan sedih.
“Kenapa memangnya dia? Dia Cuma mengantuk karena belum tidur
dari kemarin.”
“Dia terlalu kurus.”
“Dia dengan Viny memang kurus dari dulu. Biar saja.”
“Ia dia kurus, tapi tidak sekurus ini.”
Mendengar itu mata saya berat dan leher saya tercekat. Saya
merasa sedih. Untuk seseorang yang sudah ditinggalkan salah satu orangtua
karena maut, pasti selalu ada rasa takut datangnya firasat kehilangan lagi.
Semoga saja ini Cuma perasaan saya saja.
Comments
Post a Comment